REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Iran mencapai kesepakatan tentatif dengan melakukan pertukaran tahanan antar kedua negara. Miliaran dolar aset Iran yang dibekukan pun telah ditransfer dari bank di Korea Selatan ke Qatar.
Kesepakatan kompleks yang terjadi pada Kamis (10/8/2023), merupakan hasil berbulan-bulan negosiasi tidak langsung antara pejabat AS dan Iran. Hasil dari kesepakatan itu membuat Iran memindahkan empat dari lima warga AS dari penjara ke tahanan rumah. Sedangkan orang kelima sudah menjadi tahanan rumah.
Sebagai timbal balik, sejumlah warga Iran yang tidak diketahui jumlahnya dipenjara di AS dan akan dibebaskan dari tahanan. Selain itu, rincian transfer uang, waktu penyelesaian, dan pembebasan terakhir tahanan AS dan Iran masih belum jelas. Namun, para pejabat AS dan Iran meyakinkan perjanjian itu bisa selesai pada pertengahan hingga akhir September.
Apa saja rincian perjanjian AS-Iran?
Perjanjian tentatif tersebut menyatakan AS telah memberikan restu kepada Korea Selatan untuk mengubah aset Iran yang dibekukan. Aset ini telah disimpan dengan mata uang Korea Selatan, won, diubah menjadi menjadi euro.
Uang itu kemudian akan dikirim ke Qatar, negara yang telah menjadi mediator dalam pembicaraan tersebut. Dana yang dipindahkan dari Seoul bisa berkisar dari enam miliar hingga tujuh miliar dolar AS, tergantung pada nilai tukar.
Dana tersebut merupakan uang pembayaran dari Korea Selatan yang sebelumnya berutang kepada Iran untuk minyak. Seoul sebelumnya telah membeli pasokan minyak dan tidak membayar karena pemerintahan Donald Trump memberlakukan sanksi pada 2019.
AS menyatakan, begitu dana itu berada di Qatar, akan disimpan dalam rekening terbatas dan hanya akan dapat digunakan untuk barang-barang kemanusiaan, seperti obat-obatan dan makanan. Transaksi tersebut saat ini diizinkan di bawah sanksi AS yang menargetkan Iran atas program nuklirnya yang terus berlanjut.
Beberapa orang di Iran membantah klaim AS. Mereka mengatakan, Teheran akan memiliki kendali penuh atas dana tersebut tetapi Doha belum berkomentar secara terbuka tentang cara pemantauan pencairan uang tersebut.
Sebagai ganti atas pencairan dana, Iran akan membebaskan lima orang Iran-Amerika yang ditahan di negara tersebut. Saat ini, menurut seorang pengacara yang berbasis di AS yang mengadvokasi salah satu tahanan, mereka dijaga di sebuah hotel di Teheran.
Berapa lama proses perjanjian berjalan?
Iran tidak menginginkan aset yang dibekukan dalam mata uang won yang kurang dapat dikonversi dibandingkan euro atau dolar AS. Pejabat AS mengatakan, sementara Korea Selatan setuju dengan transfer itu, dia khawatir bahwa mengubah pembayaran dari won menjadi mata uang lain sekaligus akan berdampak buruk pada nilai tukar dan ekonominya.
Korea Selatan pun memutuskan berjalan lambat untuk proses ini. Seoul mengubah sejumlah kecil aset yang dibekukan untuk akhirnya ditransfer ke bank sentral di Doha.
Selain itu, saat uang ditransfer, dana itu harus menghindari menyentuh sistem keuangan AS yang dapat dikenakan sanksi dari AS. Serangkaian transfer yang rumit dan memakan waktu melalui bank negara ketiga telah diatur.
"Kami telah bekerja secara ekstensif dengan Korea Selatan dalam hal ini dan tidak ada halangan untuk memindahkan akun dari Korea Selatan ke Qatar," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada Jumat (11/8/2023).
Menteri Negara Qatar Mohammed Abdulaziz al-Khulaifi menyatakan, pencapaian dalam perjanjian itu mencerminkan kepercayaan AS dan Iran kepada Qatar sebagai mediator netral. Doha dinilai sebagai mitra internasional dalam menyelesaikan perselisihan internasional dengan cara damai.
Siapa warga Iran dan AS yang ditahan?
Identitas tiga dari lima tahanan telah dipublikasikan. Masih belum jelas siapa dua lainnya. Pemerintah AS menggambarkan mereka ingin merahasiakan identitas tahanan dan Iran juga tidak menyebutkan namanya.
Ketiga tahanan yang telah diketahui adalah Siamak Namazi yang ditahan pada 2015 dan kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan mata-mata yang dikritik secara internasional. Sedangkan lainnya adalah Emad Sharghi, seorang pemodal ventura yang menjalani hukuman 10 tahun.
Orang ketiga adalah Morad Tahbaz. Dia seorang konservasionis Inggris-Amerika keturunan Iran yang ditangkap pada 2018 dan menerima hukuman 10 tahun.
Mereka yang mengadvokasi pembebasan menggambarkan, para tahanan ditahan secara tidak sah dan tidak bersalah. Iran telah menggunakan tahanan dengan hubungan Barat sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi sejak Revolusi Islam 1979.
Apakah AS akan bebaskan tahanan Iran?
Kementerian Luar Negeri Iran berusaha menyinggung para tahanan itu pada Jumat. Para pejabat AS menolak mengomentari siapa atau berapa banyak tahanan Iran yang mungkin dibebaskan dalam kesepakatan akhir.
Tapi media Iran di masa lalu mengidentifikasi beberapa tahanan dengan kasus terkait pelanggaran undang-undang ekspor AS dan pembatasan melakukan bisnis dengan Iran. Dugaan pelanggaran itu termasuk transfer uang melalui Venezuela dan penjualan peralatan sekali pakai yang menurut AS dapat digunakan dalam program militer dan nuklir Iran.
Mengapa perjanjian baru terjadi?
Bagi Iran, sanksi AS selama bertahun-tahun setelah penarikan mantan Trump dari kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia telah menghancurkan ekonominya. Klaim sebelumnya tentang kemajuan dalam pembicaraan atas aset yang dibekukan hanya memberikan dorongan jangka pendek untuk mata uang rial Iran yang tertatih-tatih.
Pelepasan pendanaan dari perjanjian kali ini, meski hanya dicairkan dalam kondisi yang ketat, bisa memberikan dorongan ekonomi. Sedangkan bagi AS, pemerintah Presiden Joe Biden telah mencoba memasukkan Iran kembali ke dalam kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Tahun lalu, negara-negara yang terlibat dalam kesepakatan awal menawarkan kepada Teheran peta jalan terakhir dan terbaik untuk memulihkan kesepakatan tersebut. Iran tidak menerimanya.
Kesepakatan ini pun tidak berjalan mulus dengan muncul kritik keras dari kedua pihak. Mantan wakil presiden AS Mike Pence dan pejabat Republik di Komite Hubungan Luar Negeri Sent, Senator Jim Risch, serta mantan menteri luar negeri AS Mike Pompeo menyatakan ketidaksetujuan. Semuanya membandingkan transfer dana itu dengan membayar uang tebusan dan pemerintahan Biden terus mendorong Iran untuk terus mengambil tahanan.
Apakah kesepakatan membuat ketegangan Iran-AS mereda?
Tidak. Di luar ketegangan atas kesepakatan nuklir dan ambisi atom Iran, serangkaian serangan dan penyitaan kapal di Timur Tengah telah dikaitkan dengan Teheran sejak 2019.
Pentagon sedang mempertimbangkan rencana untuk menempatkan pasukan AS di kapal untuk menjaga kapal komersial di Selat Hormuz, 20 persen dari semua pengiriman minyak melewati Teluk Persia.
Pengerahan besar pelaut dan Marinir AS, bersama F-35, F-16, dan pesawat lainnya, juga sedang berlangsung di wilayah tersebut. Sementara itu, Iran memasok Rusia dengan drone pembawa bom yang digunakan untuk menargetkan fasilitas di Ukraina.