Selasa 22 Aug 2023 09:52 WIB

Laporan HRW: Saudi Sebabkan Ratusan Migran Ethiopia Tewas di Perbatasan

Saudi menyatakan laporan HRW tak berdasar dan mengutip sumber tak memadai.

Migran Ethiopia bermimpi mencapai Saudi dan menghasilkan cukup uang untuk keluar dari kemiskinan. Ilustrasi.
Foto: Stephen Morrisn/EPA
Migran Ethiopia bermimpi mencapai Saudi dan menghasilkan cukup uang untuk keluar dari kemiskinan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, HARAR – Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan, penjaga perbatasan Arab Saudi menewaskan ratusan migran Ethiopia, termasuk anak-anak dan perempuan. Migran ini berusaha memasuki wilayah Saudi di sepanjang pegunungan yang berbatasan dengan Yaman. 

Seorang pejabat Saudi yang menjawab pertanyaan media pemerintah melalui surat elektronik membantah laporan HRW. Ia menyatakan laporan HRW tak berdasar dan mengutip sumber-sumber yang tidak memadai. 

Baca Juga

Hal yang sama juga disampaikan pejabat Saudi merespons tuduhan sejumlah pejabat PBB pada 2022 yang menyatakan penjaga perbatasan Saudi secara sistematis membunuh para migran tersebut. Pemerintah Ethiopia dan kelompok Houthi di Yaman belum merespons hal ini. 

Pada Oktober 2022, pelapor khusus PBB yang menangani kasus ekstrayudisial menyatakan dalam sebuah surat ke Saudi bahwa PBB menerima laporan pembunuhan sistematis 430 migran di perbatasan dalam 16 insiden antara 1 Januari hingga 30 April 2022. 

Surat yang dikeluarkan perwakilan Saudi di PBB pada Maret 2023 menyatakan menolak tuduhan tersebut. Isi surat menegaskan, aturan keamanan perbatasan Saudi menekankan penanganan manusiawi. Tak akan menoleransi penyiksaan dan kesalahanan penanganan.  

Dalam laporan setebal 73 halaman, Senin (21/8/2023), HRW menjelaskan, penjaga perbatasan Saudi menggunakan senjata untuk membunuh migran dan menembaknya dalam jarak dekat. 

Menurut HRW, laporan ini merangkum keterangan 38 warga Ethiopia yang berusaha menyeberang perbatasan Yaman-Saudi antara Maret 2022 dan Juni 2023. Termasuk keterangan dari empat saudara atau rekan mereka. 

Penulis laporan HRW, Nadia Hardman menyatakan, laporan disusun berdasarkan penuturan saksi dan 350 video serta foto migran yang tewas dan terluka. Selain itu, memanfaatkan citra satelit yang menunjukkan pos penjaga perbatasan. 

Meski demikian, HRW mengakui para peneliti mereka tak bisa mengakses perbatasan Yaman-Saudi, lokasi dicurigainya terjadi pembunuhan ratusan migran Ethiopia. 

‘’Orang-orang menyatakan, mereka menyaksikan ladang pembunuhan, mayat-mayat tergeletak di area pegunungan,’’ ujar Hardman. Ia menambahkan, sejak 2022 terjadi eskalasi baik dalam jumlah maupun cara terjadinya pembunuhan. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement