Kamis 24 Aug 2023 12:28 WIB

Georgia Kecam Rusia yang Ingin Caplok Wilayah Abkhazia dan Ossetia

Georgia kehilangan kendali atas Abkhazia dan Ossetia setelah Uni Soviet runtuh.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Peta Georgia
Peta Georgia

REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI – Georgia mengecam komentar Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev yang menyatakan siap menganeksasi Abkhazia dan Ossetia Selatan. Tbilisi menganggap kedua wilayah tersebut masih menjadi bagian dari teritorialnya.

"Pernyataan apa pun yang bertentangan dengan integritas wilayah Georgia sama sekali tidak dapat diterima. Kami akan mengembalikan rakyat dan wilayah kami dengan cara damai. Ini adalah pesan utama kami untuk saudara-saudari kami di Abkhazia dan Ossetia," kata Rati Ionatamishvili, wakil ketua faksi dari partai yang kini berkuasa, Georgian Dream, di parlemen, dikutip kantor berita Rusia, TASS, Rabu (23/8/2023).

Baca Juga

Sementara, Ketua Komite Hak Asasi Manusia dan Integrasi Sipil Parlemen Georgia Mikhail Sarjveladze menyebut pernyataan Dmitry Medvedev tidak sah. Sebelumnya Medvedev mengatakan, Rusia membuka kemungkinan untuk menganeksasi wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia yang memisahkan diri dari Georgia. Hal itu menyusul bergulirnya wacana bahwa Georgia dapat diterima sebagai anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

“Ide bergabung dengan Rusia masih populer di Abkhazia dan Ossetia Selatan. Hal ini sangat mungkin diterapkan jika ada alasan bagus untuk itu,” tulis Medvedev dalam sebuah kolom opini yang diterbitkan surat kabar Argumenty I Fakty pada Rabu lalu.

Georgia kehilangan kendali atas Abkhazia dan Ossetia Selatan setelah runtuhnya Uni Soviet pada akhir 1991. Moskow mengakui kemerdekaan kedua wilayah itu pada 2008, menyusul upaya Georgia merebut kembali kendali atas Ossetia Selatan dengan kekerasan yang menyebabkan serangan balik Rusia. Pengakuan kemerdekaan terhadap Abkhazia dan Ossetia Selatan mendorong Georgia memutuskan hubungan diplomatik dengan Moskow.

Meskipun hubungan Rusia dengan Georgia telah membaik sejak saat itu, Medvedev menuduh Barat menciptakan ketegangan dengan membahas kemungkinan penerimaan Georgia sebagai anggota NATO. “Kami tidak akan menunggu sampai kekhawatiran kami menjadi kenyataan,” kata Medvedev dalam tulisannya di surat kabar Argumenty I Fakty, merujuk pada kemungkinan aneksasi.

Para pejabat Georgia telah berulang kali mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk bergabung dengan NATO yang akan menjaga integritas wilayah negara tersebut. The International Discussions on Security and Stability in the South Caucasus yang digelar di Jenewa sejak 2008, menjadi satu-satunya platform dialog antara Sukhum (ibu kota Abkhazia), Tskhinval (ibu kota Ossetia Selatan), dan Tbilisi (Georgia), dengan partisipasi Rusia serta mediasi oleh perwakilan khusus PBB, Uni Eropa, dan Organisasi untuk Kerja Sama Keamanan di Eropa (OSCE).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement