REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pesawat yang membawa warga Israel dari negara kepulauan Seychelles di Samudra Hindia melakukan pendaratan darurat di Arab Saudi sebelum diterbangkan kembali ke Tel Aviv. Penerbangan Air Seychelles yang membawa 128 penumpang terpaksa melakukan pendaratan darurat karena kerusakan listrik.
Para penumpang menceritakan pengalaman menakutkan ketika bau terbakar yang menyengat memenuhi kabin. Pilot pun menyampaikan pengumuman melalui interkom bahwa pesawat akan terpaksa melakukan pemberhentian darurat di Arab Saudi, negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Data dari situs pelacakan pesawat FlightRadar24.com menunjukkan Airbus A320 maskapai Air Seychelles, dengan nomor penerbangan HM22, dialihkan ke Jeddah pada Senin (29/8/2023) malam saat berada di atas Laut Merah. Maskapai ini tidak menanggapi permintaan komentar.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan para penumpang bermalam di sebuah hotel bandara di Jeddah dan diterbangkan kembali oleh maskapai yang sama dengan pesawat alternatif. Air Seychelles A320 lainnya akan diterbangkan ke Jeddah pada Selasa (29/8/2023) dari Dubai untuk menjemput para penumpang dan membawa mereka ke Tel Aviv.
Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan resmi, meskipun mereka telah mengembangkan hubungan informal yang kuat selama beberapa tahun terakhir karena kekhawatiran mereka mengenai semakin besarnya pengaruh Iran di wilayah tersebut.
Setelah Israel dan empat negara Arab menandatangani perjanjian normalisasi pada tahun 2020 di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump, pemerintah Presiden Joe Biden berupaya mencapai perjanjian serupa dengan Arab Saudi.
Pada 2022, Arab Saudi mencabut larangan penerbangan Israel selama kunjungan Presiden Joe Biden ke kerajaan tersebut.