REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pesawat yang membawa warga Israel dari negara kepulauan Seychelles di Samudra Hindia melakukan pendaratan darurat di Arab Saudi sebelum diterbangkan kembali ke Tel Aviv. Penerbangan Air Seychelles yang membawa 128 penumpang terpaksa melakukan pendaratan darurat karena kerusakan listrik.
Para penumpang menceritakan pengalaman menakutkan ketika bau terbakar yang menyengat memenuhi kabin dan melalui interkom pilot mengatakan pesawat akan terpaksa melakukan pemberhentian darurat di Arab Saudi, negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
“Pengalaman yang sangat menakutkan,” kenang salah penumpang Mayama Stahl saat ia keluar dari Bandara Internasional Ben Gurion Israel bersama puluhan penumpang lainnya, Selasa (30/8/2023).
Para penumpang mengatakan puluhan orang terjebak di dalam pesawat saat pesawat berhenti di landasan. Sementara para pejabat Israel bingung memikirkan apa yang harus dilakukan. Tak lama pasukan keamanan Arab Saudi mengawal orang-orang Israel ke sebuah hotel.
Beberapa penumpang tampak terkejut dengan segerombolan reporter, fotografer, dan balon pesta yang menyambut mereka.
“Tapi kami semua disambut dengan sangat baik (oleh Arab Saudi), kami sangat senang bahwa kami baik-baik saja dan aman,” kata Stahl.
Para penumpang mengatakan pengalaman mereka di Jeddah menyenangkan. Beberapa warga Arab Saudi bahkan menyapa mereka dalam bahasa Ibrani.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memanfaatkan insiden tersebut untuk menyoroti potensi peningkatan hubungan dengan Arab Saudi.
“Saya sangat menghargai sikap hangat pemerintah Arab Saudi terhadap penumpang Israel yang penerbangannya mengalami kesulitan,” katanya dalam video yang direkam dalam bahasa Ibrani dengan teks bahasa Arab
Sambil menunjuk ke arah peta wilayah di belakangnya ia mengatakan "saya sangat menghargai sikap bertetangga yang baik”.
Tidak ada reaksi langsung dari Arab Saudi.