Ahad 05 Nov 2023 15:38 WIB

Tindakan Terakhir Memuliakan Jenazah Para Martir di Gaza

Jenazah para syuhada Palestina dikuburkan secara cepat dengan segala keterbatasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina mencari jenazah dan korban selamat di reruntuhan bangunan tempat tinggal yang rata akibat serangan udara Israel, di kamp pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza selatan,  (3/11/2023).
Foto:

Listrik, air bersih, dan bahan bakar habis, dan tidak ada pasokan medis atau perawatan yang bisa menyelamatkan nyawa. Setidaknya 15 rumah sakit dan pusat kesehatan terpaksa berhenti beroperasi, sehingga pasien harus dipindahkan ke rumah sakit lain yang sudah penuh sesak.

Banyaknya jumlah korban jiwa dalam 24 hari terakhir telah mempercepat proses upacara pemakaman dan penguburan. Ditambah lagi dengan penderitaan karena menguburkan anggota keluarga di kuburan massal.

“Sebelum perang, pemakaman memiliki ritual yang diikuti. Puluhan atau ratusan orang akan mendoakan almarhum sebelum membawanya ke kuburan untuk dimakamkan. Sekarang, hanya ada segelintir orang yang bisa mendoakan orang yang mereka cintai," kata salah satu warga Gaza Mukhtar al-Hor.

Mukhtar mengatakan, sejauh ini sedikitnya 18 jenazah telah dikeluarkan dari bawah reruntuhan kamp pengungsi Nuseirat. Namun, beberapa di antaranya merupakan bagian tubuh yang belum dapat diidentifikasi.

“Saya tidak bisa menggambarkan bagaimana rasanya menguburkan keluarga Anda di kuburan massal. Mereka tidak melakukan upacara pemakaman seperti yang biasa kami lakukan pada saat-saat biasa," ujar pria berusia 58 tahun itu dikutip dari Aljazirah.

Wali Kota Deir el-Bala Diab al-Jaru mengatakan, tidak ada pilihan lain selain menguburkan orang di kuburan massal yang biasanya dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. “Jumat malam saja, 150 orang terbunuh. Kami tidak punya pilihan selain mengubur semuanya,” katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement