Ahad 12 Nov 2023 16:07 WIB

Setelah 52 Hari, Rusia Serang Kiev Lagi

Setelah 52 hari, Rusia kembali menggelar serangan rudal ke Kiev

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan serangan ke Ibu Kota Kiev dan daerah sekitar untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan.
Foto: EPA-EFE/VADYM SARAKHAN
Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan serangan ke Ibu Kota Kiev dan daerah sekitar untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan. Rusia meluncurkan serangan ke ibu kota Kiev dan daerah sekitar untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan. Rusia juga melancarkan serangan drone ke timur dan selatan negara itu.

Kepala pemerintah militer kota Kiev Serhiy Popko mengatakan, rudal balistik Rusia diluncurkan sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat.

Baca Juga

"Setelah 52 hari, musuh kembali menggelar serangan rudal ke Kiev, rudal gagal mencapai Kiev, pertahanan udara menembak jatuhnya saat mendekati ibu kota," kata Popki di aplikasi kirim pesan Telegram, Sabtu (11/11/2023).

Popko mengatakan tidak ada korban jiwa atau kerusakan besar di ibu kota. Gubernur untuk wilayah Kiev tengah, Ruslan Kravchenko, mengatakan, lima rumah pribadi dan beberapa gedung komersial di wilayahnya rusak. Ia mengatakan dua rudal Rusia menghantam sebuah lapangan di antara permukiman.

Dalam pernyataannya angkatan udara Ukraina mengatakan pertahanan udara negara itu juga menembak jatuh 19 dari 31 drone Shahed produksi Iran yang ditembakan pasukan Rusia ke wilayah selatan dan timur Ukraina.

Gubernur wilayah Odesa, Oleh Kiper, mengatakan, wilayah selatan di serang dengan drone pada Jumat (10/11/2023) sore dan malam. Serangan itu melukai tiga orang dan merusak infrastruktur pelabuhan, ia tidak mengungkapkan detail lebih lanjut.

Sejuk mundur dari Inisiatif Gandum Laut Hitam pada Juli lalu, Rusia mengintensifkan pengeboman di pelabuhan-pelabuhan Ukraina, termasuk Odesa dan infrastruktur gandum. Kesepakatan itu memungkinkan Ukraina mengekspor gandum ke negara-negara yang terancam kelaparan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement