Senin 13 Nov 2023 14:41 WIB

Israel Rugi 260 Juta Dolar AS Setiap Hari Sejak Perang Meletus

Biaya perang menjadi lebih mahal bagi Israel dibandingkan perkiraan awal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Perekonomian Israel rugi sekitar 260 juta dolar AS setiap hari, sejak perang meletus di Gaza.
Foto:

Sikap pemerintah ini telah memicu kemarahan investor dan banyak analis terkemuka. Dalam sebuah surat yang dikirim kepada Netanyahu dan Smotrich, 300 ekonom terkemuka dari Israel dan luar negeri mendesak mereka untuk segera sadar bahwa perang mengancam stabilitas ekonomi mereka.

“Langkah mendasar dan perlu adalah menghentikan pendanaan apa pun yang tidak penting untuk perang, pertama dan terutama dana koalisi,” kata kelompok 300 ekonom itu dalam surat yang ditandatangani oleh peraih Nobel bidang ekonomi, Josh Angrist.

Prospek ini semakin memburuk setelah perubahan haluan singkat tahun lalu yang membuat Israel mengalami surplus anggaran pertamanya setidaknya sejak tahun 2000. Israel mencatat penurunan belanja militer untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Smotrich mengatakan, defisit anggaran bisa mencapai 4 persen dari output perekonomian tahun ini dan 5 persen pada 2024. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat perkiraan pemerintah sebelumnya tetapi masih kurang dari angka 7,1 persen yang diperkirakan oleh Moody’s Investors Service.

“Israel kemungkinan akan mengeluarkan lebih banyak, bukan lebih sedikit, untuk pertahanan di masa depan. Hal ini akan membalikkan tren multi-tahun yang menyebabkan belanja militer Israel dari sekitar 9 persen PDB pada tahun 1990an menjadi 4,5 persen pada tahun lalu," ujar Ziad Daoud, kepala ekonom pasar negara berkembang Bloomberg.

Bagi Netanyahu dan sekutunya, pendanaan khusus tersebut mungkin menjadi kunci bagi kelangsungan politik mereka. Pada Mei lalu, beberapa partai mengancam akan membubarkan koalisi jika anggaran belanja tidak disetujui. Perselisihan mengenai masalah ini terlihat jelas di Kementerian Keuangan, sehingga menciptakan perpecahan antara Smotrich dan perpecahan yang dijalankan oleh para teknokrat yang dianggap kurang terikat pada kepentingan politik.

Departemen Anggaran telah menyerukan tindakan yang lebih ketat untuk menutupi pengeluaran yang lebih tinggi dan penurunan pendapatan, termasuk mengalihkan dana koalisi dan menutup beberapa kementerian. Dalam suratnya kepada Smotrich, kepala Departemen Anggaran memperingatkan bahwa keputusan fiskal akan diawasi secara ketat oleh perusahaan pemeringkat. Tugas menyusun anggaran baru jatuh ke tangan Smotrich. Dia mengatakan, tujuannya adalah reformasi struktural yang meningkatkan pertumbuhan.

Namun Smotrich  yang merupakan kepala partai ultra-nasionalis, juga ingin mempertahankan 1,2 miliar shekel yang dialokasikan untuk tunjangan guru di sekolah-sekolah ortodoks sambil terus meningkatkan pengeluaran untuk pemukiman. Menurutnya, pembiayaan ini penting untuk perlindungan pada saat ketegangan di Tepi Barat meningkat.

“Jika tidak ada perubahan signifikan yang dilakukan terhadap anggaran, Israel berisiko menunjukkan lemahnya kapasitas tata kelola," ujar dua mantan gubernur bank sentral, Karnit Flug dan Jacob Frenkel, di kolom surat kabar, yang menambahkan bahwa dampaknya bisa berupa penurunan peringkat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement