Aktivis Palestina Abdullah Abu Rameh percaya sangat penting untuk melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan protes atas veto AS pada Jumat (9/12/2023). "Ini adalah perang melawan warga sipil, bukan melawan Hamas," kata Abu Rameh kepada Aljazirah.
Countries and individuals heeded the call for a global strike for Gaza and against the ongoing Israeli genocide in the Gaza Strip. pic.twitter.com/QyU0YlD5Y1
— Quds News Network (@QudsNen) December 11, 2023
Pada Ahad (10/12/2023) lalu badan kemanusiaan PBB, OCHA, melaporkan sejak 7 Oktober jumlah korban tewas di Gaza mencapai 17.997 orang, sementara 49.229 orang terluka. Sedikitnya 1.550 keluarga kehilangan beberapa anggota keluarganya.
"Jutaan orang yang mogok kerja, tidak bekerja, tidak membeli secara online, tidak membeli dari perusahaan-perusahaan besar yang mendukung Israel akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian negara-negara besar, terutama negara-negara yang mendukung Israel," kata pakar Palestina dan bekerja dengan Pusat Timur Tengah di London School of Economics, Aitemad Muhanna-Matar
"Ini akan membuat para pemimpin memikirkan kembali dukungan mereka untuk Israel," tambahnya.