Lavrentiev kemudian mengatakan bahwa komunitas internasional perlu menghindari ancaman-ancaman tersebut. Dia menyebut bahwa mereka perlu segera berupaya untuk mendirikan negara Palestina dan memajukan solusi dua negara, gagasan yang menurut dia ditolak oleh para pemimpin Israel.
"Komunitas internasional harus melakukan banyak upaya serius dan melakukannya sesegera mungkin untuk meyakinkan Israel bahwa pertempuran di Jalur Gaza harus dihentikan dan solusi dua negara harus didiskusikan di meja perundingan melalui pembicaraan dengan Palestina," ujar dia.
Pertemuan ke-21 dalam format Astana dimulai pada Rabu (24/1/2024. Perwakilan dari Turki, Iran, Rusia, Suriah, dan PBB berkumpul untuk membahas dampak situasi di Gaza terhadap Suriah setelah serangan baru oleh Israel.