Rabu 13 Mar 2024 07:05 WIB

Suara Muslim Kanada untuk Wujudkan Gencatan Senjata di Gaza

Kanada menjaga hubungan dekat dengan Israel selama puluhan tahun

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Warga Gaza tengah membuat sajian berbuka.
Foto:

Namun pemerintah Trudeau diminta untuk berbuat lebih banyak termasuk menghentikan pengiriman barang-barang militer ke Israel karena dikhawatirkan digunakan untuk melanggar hak-hak rakyat Palestina di Gaza. Dalam pernyataanya, Ahad (10/3/2023) lalu Trudeau menyampaikan ucapan selamat Ramadhan pada muslim Kanada dan mengakui bulan suci ini datang di "masa yang sangat sulit" karena situasi di Gaza.

"Kanada menegaskan kembali seruan kami untuk gencatan senjata berkelanjutan di Gaza dan akses tanpa hambatan dan aman pada bantuan kemanusiaan untuk warga sipil," katanya.

Anggota Dewan Imam Kanada Abd Alfatah Twakkal yang turut menadatangani surat Ramadhan, menekankan muslim Kanada menginginkan tindakan konkrit. "Kami tidak ingin kata-kata kosong. Kami tidak menginginkan tokenisme," katanya. Twakkal mengatakan surat itu tidak hanya mencakup anggota pemerintah Kanada.

"Ini bukan isu partisan. Ini untuk semua anggota parlemen yang melihat yang melihat parodi dan bencana dari apa yang telah terjadi dan terus terjadi [di Gaza]," katanya. "Kami tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa, setidaknya ini adalah sesuatu yang perlu kami lakukan, untuk berbicara dan mengatakan, 'Lihat, kami harus mengambil langkah apa pun sesuai dengan kemampuan kita untuk dapat mengakhiri genosida yang sedang terjadi," tambah Twakkal.

Pengamat politik mengatakan surat itu mencerminkan semakin kuatnya kekuatan politik masyarakat muslim Kanada. Menurut sensus 2021 hampir 1,8 juta orang mengidentifikasi diri mereka sebagai muslim. Persentase muslim Kanada naik dua kali lipat dari tahun 2001 sampai 2021 dari 2 menjadi 4,9 persen.

Asisten profesor pendidikan anti-rasisme University of Windsor di Ontario, Naved Bakali mengatakan muslim sudah ada di Kanada sejak pertengahan 1800. "Namun gelombang imigrasi ke Kanada dari negara-negara mayoritas muslim datang pada tahun 1960-an dan 1970-an," katanya.

Oleh karena itu, kata Bakali, "komunitas yang relatif muda ini" biasanya puas dengan "keterlibatan performatif dan layanan serta keterwakilan dasar" biasanya dengan kunjungan politisi ke rumah-rumah ibadah mereka.

Sementara komunitas itu memiliki beragam pandangan politik, menurut Bakali, muslim Kanada biasanya mendukung Partai Liberal yang sekarang dipimpin Trudeau. Partai Liberal sendiri menunjukkan diri mereka sebagai pembela multikulturalisme dan imigrasi di Kanada.

Trudeau mulai berkuasa pada tahun 2015 karena mengecam kebijakan Partai Konservatif yang menurut para kritikus bersifat Islamofobia. Dengan latar belakang itu Bakali mengatakan surat Ramadhan memberi sinyal "bila masyarakat (muslim) tidak merasa dilihat partai politik, saya pikir partai politik tidak bisa mengandalkan dukungan tanpa syarat."

"Ada kurangnya kepercayaan dan mereka tidak ingin digunakan sebagai bagian politik dalam semua ini. Mereka ingin merasa mereka didengar dan mereka dihormati sebagai sebuah komunitas," tambahnya.

Hal ini diamini Tahir. Menurutnya akibat perang Gaza "terjadi kebangkitan politik di komunitas Muslim" di Kanada. "Dan saya pikir hal ini mengarah pada keterlibatan yang lebih kuat masyarakat muslim dalam politik," katanya.

Tahir menjelaskan sementara beberapa anggota parlemen Kanada segera meminta untuk menandatangani tuntutan yang diajukan dalam surat Ramadhan, yang lain mengambil waktu untuk mempertimbangkan situasi.

Namun ia mengatakan, ia yakin para anggota parlemen memperhatikan posisi masyarakat. "Kami memiliki seorang anggota parlemen yang mengatakan kepada kami kantor mereka menerima 10.000 surat tentang Palestina sejak bulan Oktober," katanya.

Tahir juga menarik hubungan antara apa yang terjadi di Jalur Gaza dan insiden kebencian anti-Muslim di Kanada, yang menurut kelompok-kelompok masyarakat meningkat tajam sejak perang dimulai.

"Kami telah melihat dampak yang sangat nyata dari Islamofobia di Kanada," kata Tahir. Ia merujuk pada serangan tahun 2021 yang menewaskan empat anggota keluarga Muslim. Pihak berwenang menggambarkannya sebagai tindakan "terorisme" anti-Muslim, dan baru-baru ini hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada pelaku.

Pada akhirnya, Tahir menekankan para pejabat terpilih Kanada perlu bertindak baik di dalam maupun di luar negeri. "Kami ingin mereka lebih sadar untuk mengambil tindakan daripada hanya datang ke masjid-masjid kami, berfoto, dan mengirimkan beberapa tweet. Kita sudah melewati masa itu," katanya.

 

"Kami ingin melihat komitmen yang tulus dan nyata untuk memerangi Islamofobia dan menunjukkan rasa kemanusiaan dalam kebijakan luar negeri kami," tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement