Kamis 04 Apr 2024 23:23 WIB

Iran Kecam Sikap ‘Standar Ganda’ Negara Barat Pejuang HAM

Negara Barat memperalat HAM untuk melaksanakan campur tangan mereka.

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, bertemu dengan awak media.
Foto: Republika/ Dwina Agustin
Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, bertemu dengan awak media.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dubes Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, mengkritisi sikap "standar ganda" dari negara Barat yang selama ini lantang berbicara hak asasi manusia (HAM). Namun, mereka diam ketika melihat aksi brutal penjajah Israel yang banyak melanggar HAM dari warga Palestina.

‘’Israel yang selama ini hidup dengan kredibilitas bernama holocaust untuk menarik simpati, kini justru melakukan holocaust yang sangat besar terhadap bangsa Palestina di Jalur Gaza dan daerah lainnya,’’ kata Dubes Boroujerdi, dalam acara media briefing bertema Hari Internasional Al Quds di kediamannya di Jakarta, Rabu (3/4/2024).

‘’Hari ini 30 ribu lebih warga Palestina dibunuh Israel dalam tempo enam bulan. Sebanyak 70 persen adalah kaum perempuan dan anak-anak. Sementara, ratusan warga Palestina dipaksa mengungsi,’’ katanya. ‘’Dunia internasional, seperti PBB, terus diam saja. Lembaga HAM tidak bereaksi atas sikap Israel. Negara-negara barat yang terdepan dalam soal HAM, tidak melakukan apa-apa.’’

Negara Barat pembela hak asasi manusia semestinya bertindak berdasarkan tugas utama mereka yaitu perlindungan hak asasi manusia tanpa syarat dan tidak selektif. Mereka seharusnya mengambil langkah-langkah praktis untuk menghentikan tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan menghukum mereka yang melanggarnya. 

Faktanya negara-negara Barat pembela HAM tidak melakukan apa-apa ketika Israel secara jelas melakukan pelanggaran berbagai dimensi HAM. Jika pelanggaran dilakukan negara lainnya, maka negara Barat akan langsung melakukan serangan ke negara tersebut.

Beberapa negara yang mengeklaim melindungi hak asasi manusia, tak hanya tidak mengambil tindakan untuk menghentikan kejahatan rezim zionis Israel. Mereka justru membantu mengirimkan bantuan militernya kepada rezim Israel.

‘’Dimana negara Barat ketika Israel melakukan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak. Mereka hanya mengutuk di media, tapi di lain pihak memberikan senjata. Ini kalau bukan standar ganda, itu apa namanya,’’ ujarnya.

Dubes Boroujerdi mengatakan negara Barat memperalat HAM untuk melaksanakan campur tangan mereka. Dalam urusan dalam negeri suatu negara, demi mencapai harapan dan keinginan politiknya, mereka menjalankan standar ganda. 

Diamnya para penggugat hak asasi manusia terhadap pembunuhan perempuan dan anak-anak Palestina yang tertindas oleh rezim Zionis adalah bukti lain dari standar ganda. ‘’Kejahatan rezim Zionis baru-baru ini di rumah sakit Shifa Gaza, menunjukkan betapa rezim palsu ini tidak tahu malu,’’ ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement