Selasa 17 Apr 2018 18:09 WIB

Raul Castro Tinggalkan Reformasi Tanggung di Kuba

Raul Castro menjanjikan perubahan di Kuba.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Raul Castro
Foto: AP
Raul Castro

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Sebagian besar anggota keluarga Camilo Condis (32 tahun) beremigrasi dari Kuba yang dikelola Komunis ke Amerika Serikat (AS) untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, Condis memutuskan untuk tetap tinggal di negaranya, terlebih setelah Raul Castro menjadi presiden satu dekade lalu dan menjanjikan perubahan.

Castro memperkenalkan beberapa reformasi pasar dan berusaha melonggarkan hubungan bersejarah dengan AS. Dia mempermudah warga Kuba untuk bepergian, memungkinkan mereka untuk memiliki properti, ponsel, dan komputer, serta memperluas akses internet.

Condis, yang lulus universitas pada 2011, di tahun Castro mengumumkan sebagian besar reformasinya, sekarang telah memiliki kehidupan yang layak di ibu kota Havana. Ia bekerja di sebuah restoran dan bisa menyewa apartemen.

Namun, warga yang telah mendapatkan manfaat dari perubahan seperti Condis pun masih merasakan kekhawatiran. Mereka khawatir akan masa depan Kuba setelah Castro siap mengundurkan diri sebagai presiden pekan ini dan menyerahkan kekuasaan kepada generasi muda pemimpin Komunis.

"Saya memutuskan saya bisa bertaruh untuk masa depan yang lebih baik di sini. Tapi ada banyak ketidakpastian," ujar Condis.

Seperti kebanyakan orang Kuba, kekhawatiran terbesarnya adalah perekonomian yang goyah. Menurut mantan ekonom bank sentral Kuba Pavel Vidal, perekonomian Kuba saat ini sepertiga lebih kecil daripada 1985 ketika masih menerima subsidi dari sekutunya, Uni Soviet.

Raul Castro memperkenalkan beberapa kebebasan sosial baru ketika ia secara resmi mengambil alih kekuasaan dari kakaknya yang sakit, Fidel Castro, pada 2008. Meski demikian, ia masih mempertahankan sistem satu partai yang memonopoli media dan hanya memberikan sedikit toleransi untuk perbedaan pendapat publik.

Mengenai ekonomi, pemerintahannya hanya menerapkan sebagian kecil dari reformasi pasar yang direncanakan. Lebih dari dua pertiga warga Kuba bekerja di sektor negara yang tidak efisien, dengan penghasilan rata-rata 30 dolar AS per bulan. Sampai saat ini, pendidikan dan perawatan kesehatan gratis serta beberapa makanan dan perumahan bersubsidi masih mengimbangi upah rendah itu sampai batas tertentu.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, warga Kuba mengatakan mereka sedang berjuang untuk bertahan hidup. Bahkan penggunaan internet dengan harga 1 dolar AS per jam pun dianggap sebagai sebuah barang mewah yang banyak orang tidak mampu membayarnya.

Manfaat dari pembukaan ekonomi telah terkonsentrasi pada sektor jasa swasta di kota-kota, terutama di ibu kota Havana, setelah Kuba menjalin hubungan yang lebih baik dengan AS. Namun, peluang itu kembali dibatasi oleh Presiden AS Donald Trump tahun lalu.

Perekonomian telah tumbuh rata-rata 2,4 persen per tahun selama dekade terakhir. Pemerintah Kuba mengatakan pada 2014, pertumbuhan tahunan diperlukan sebanyak 7 persen untuk mengembangkan negara, tetapi ekspor mengalami stagnasi.

Kuba selanjutnya akan sangat bergantung pada kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pengganti Castro, yaitu kemungkinan besar adalah Miguel Diaz-Canel (57 tahun). Akan tetapi Castro juga masih akan berpengaruh karena ia tetap menjadi kepala Partai Komunis yang berkuasa hingga 2021.

Ketika Raul Castro mengambil alih pemerintahan dari Fidel Castro yang meninggal pada 2016, ia dilihat oleh beberapa orang sebagai harapan reformasi. Selain disandingkan dengan Stalin yang keras kepala, Raul Castro juga disebut lebih pragmatis setelah keruntuhan Uni Soviet mendorong Kuba ke ambang kekacauan ekonomi.

Dia adalah menteri pertahanan pada saat itu dan militer menjadi lembaga pertama Kuba sejak revolusi, yang memperkenalkan praktik bisnis kapitalis, yang berlanjut untuk mengelola perekonomian. Sebagai presiden, Castro telah memangkas gaji pegawai negara yang membengkak, menyewakan lahan kosong, dan memperluas sektor swasta.

Jumlah warga Kuba yang memiliki usaha sendiri telah meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 580 ribu orang, dari total populasi lebih dari 11 juta. Beberapa dari mereka mulai mendapatkan penghasilan lebih dari orang lain.

Castro juga mengawasi pembuatan taman industri bergaya Cina dan undang-undang baru yang menawarkan potongan pajak kepada investor asing. Untuk memajukan integrasi ulang Kuba ke pasar global, ia menegosiasikan kembali utang luar negerinya.

Perbaikan hubungan dengan AS dicapai saat masa pemerintahan Presiden Barack Obama pada 2014. Langkah ini memicu minat investor global ke Kuba. Lonjakan pariwisata berfungsi sebagai modal awal bagi banyak warga Kuba yang mulai membentuk usaha kecil.

Di daerah pedesaan, para petani tetap bergantung pada negara untuk mengalokasikan dana bagi peralatan yang sulit ditemukan seperti traktor. Hasil pertanian masih stagnan selama beberapa dekade terakhir, menurut lembaga think tank Brookings Institution, dan Kuba masih mengimpor 60 hingga 70 persen dari makanan yang dikonsumsi.

"Yang kami butuhkan di sini adalah sistem irigasi yang layak," kata seorang petani, Mario Cruzata (45 tahun) yang menggunakan bajak sapi untuk bekerja di ladang yucca, terong, dan selada di Provinsi Santiago de Cuba.

Jika penerus Raul Castro terus berada di jalur reformasinya, ia akan diingat sebagai Deng Xiaoping versi Kuba, yang mengubah Cina dari kegagalan perencanaan pusat ke pasar sosialisme.

"Tetapi jika pembaruan gagal, Raul akan diingat hanya sebagai satu lagi tokoh komunis reformasi yang tidak bisa memaksakan sistem untuk berubah meskipun telah melakukan upaya terbaiknya," ujar William Leogrande, seorang profesor pemerintah di American University.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement