Rabu 23 May 2018 03:43 WIB

Koin Suvenir Pertemuan Trump-Kim Jong-un Tuai Kritik

Pertemuan Trump dan Kim kemungkinan bisa batal.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)
Foto: VOA
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengeluarkan koin peringatan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un meski pertemuan tersebut belum diselenggarakan. Koin peringatan ini menuai kritik dari berbagai kalangan dalam waktu singkat.

Koin tersebut memuat gambar Trump dan Kim yang saling berhadapan dengan latar bendera negara masing-masing. Koin peringatan tersebut menggambarkan pertemuan Trump-Kim sebagai 'pembicaraan perdamaian'.

Kemunculan koin peringatan tersebut menuai protes dari beragam akun di sosial media karena pertemuan Trump-Kim kemungkinan batal dan tidak akan terjadi. Ahli regional dari Busan University di Korea Selatan, Prof Robert E Kelly, bahkan menyebut koin tersebut menjijikan dan sangat tidak sesuai dengan karakter Amerika Serikat.

"Apa kamu bercanda? Ini menjijikan," tulis Kelly melalui akun Twitter pribadinya, Selasa (22/5).

Kritik juga datang karena dalam koin tersebut Kim disebut sebagai supreme leader atau pemimpin tertinggi. Padahal Kim lebih sering disebut sebagai ketua komisi urusan negara dalam berbagai media di Amerika Serikat. Menyematkan sebutan supreme leader kepada Kim dinilai sama seperti Gedung Putih memberi penghormatan kepada sosok diktator tersebut.

"Amerika Serikat tak hanya bernegosiasi tanpa hasil dengan Anda, kami juga menghias sebuah koin dengan wajah Anda dan menyebut Anda 'Supreme Leader'," sindir profesor ilmu pemerintahan Don Moynihan.

Di sisi lain, sebagian netizen lebih fokus pada gambaran sosok Kim dalam koin peringatan tersebut. Dalam koin tersebut, Kim terlihat memiliki dua dagu tambahan yang berlipat-lipat.

"Saya ingin tahu apakah Kim Jong-un akan senang dengan beberapa dagu ekstra yang mereka tambahkan pada koin Millitary Office tersebut," tulis Levi Gibian.

Terkait isu ini, Gedung Putih mengatakan pembuatan koin untuk suvenir merupakan hal yang biasa dilakukan setelah sebuah rencana kunjungan diumumkan secara publik. Gedung Putih juga mengatakan bahwa mereka tak memiliki peran dalam desain maupun produksi koin tersebut.

"Koin-koin ini didesain, diproduksi dan dibuat oleh manufaktur koin Amerika. Koin-koin suvenir ini hanya dibuat setelah sebuah kunjungan diumumkan secara publik," jelas Wakil Asisten Pers Gedung Putih Raj Shah dalam pernyataan resmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement