Kamis 02 Apr 2015 11:24 WIB

Uni Eropa Angkat Bicara Soal Perang di Yaman

Gerilyawan Houthi yang kini menguasai Yaman.
Foto: Reuters
Gerilyawan Houthi yang kini menguasai Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS  -- Uni Eropa menyebut perang di Yaman berdampak mengkhawatirkan pada warga. Persatuan di benua biru ini mengutuk serangan terhadap rumah sakit, sekolah dan rumah.

Dalam sepekan belakangan, sekutu pimpinan Saudi membom Syiah Huthi dan tentara setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang melawan suku Muslim Sunni, yang bersekutu dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Puluhan orang tewas.

Dampaknya, terutama pada anak-anak, mencapai tingkat mengkhawatirkan dan memperburuk keadaan kemanusiaan, yang sudah mengerikan, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini dan komisaris bantuan kemanusiaan Christos Stylianides.

"Serangan terhadap rumah sakit dan sarana kesehatan oleh pihak berperang serta secara terencana menyasar dan merusak rumah pribadi, sarana pendidikan dan prasarana tidak dapat ditenggang," kata pernyataan Uni Eropa. Rabu (1/4).

Mogherini dan Stylianides mendesak semua pihak memberikan jalan tidak terbatas kepada pekerja bantuan kemanusiaan dan Eropa Bersatu akan terus mendukung semua upaya membawa para pihak Yaman kembali ke meja perundingan.

Palang Merah Dunia pada Selasa (31/3) mengeluhkan anggota sekutu pimpinan Saudi melarang pesawat Palang Merah mengirimkan obat-obatan. Ledakan di pabrik susu di pelabuhan Hodaida, Yaman, menewaskan sekitar 25 pekerja.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement