Sabtu 23 May 2015 13:38 WIB

Geng Motor Ancam Aparat di Texas

Anggota geng motor berkumpul saat pihak berwenang menyelidiki perkelahian di restoran Twin Peaks di Waco, Texas, AS, Ahad (17/5).
Foto: AP
Anggota geng motor berkumpul saat pihak berwenang menyelidiki perkelahian di restoran Twin Peaks di Waco, Texas, AS, Ahad (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Pemerintah AS menyelidiki ancaman baru dari geng motor yang terlibat dalam baku-tembak hingga menewaskan sembilan orang dan melukai 18 orang di Kota Waco, Texas, Jumat (22/5).

Dugaan mengenai ancaman baru itu diungkapkan di dalam buletin keamanan oleh Departemen Keselamatan Masyarakat Texas pada Kamis (21/5). Geng yang terlibat dalam baku-tembak di Waco mengancam akan membalas paramiliter negara bagian dan polisi Waco yang terlibat baku-tembak dengan mereka dalam peristiwa Ahad (17/5).

Di antara ancaman tersebut ialah dilindasnya petugas di pos polisi lalu lintas dan penggunaan granat, bom motolov dan senjata api. Buletin itu juga memperingatkan mengenai rencana yang ditujukan kepada pejabat senior penegak hukum dan keluarga mereka dengan melibatkan bom mobil.

Buletin itu menyebutkan beberapa lokasi yang mungkin menjadi sasaran, yakni McLennan County Jail di Waco serta beberapa lokasi di Austin, El Paso, Dallas, Corpus Christi dan Houston.

Dallas Morning News mengatakan buletin tersebut memperoleh informasi yang belum dikonfirmasi dari seorang informan yang menyatakan memperolehnya dari anggota geng motor Bandidos dan Black Widows.

Keabsahan ancaman itu tak bisa dikonfirmasi pada saat ini, tapi polisi Waco sebelumnya mengatakan mereka telah menerima ancaman dari geng motor.

Perkelahian antara sedikitnya lima geng motor di restoran Twin Peaks di Waco pada Ahad berubah mematikan, setelah beberapa anggota geng melepaskan tembakan. Sembilan orang tewas, 19 orang lagi cedera.

Sebanyak 170 dari 200 anggota geng di lokasi ditangkap dan menghadapi dakwaan terlibat dalam kejahatan terorganisir. Masing-masing tersangka bisa dibebaskan dengan jaminan sebesar satu juta dolar AS. Tak ada petugas atau warga sipil yang cedera dalam peristiwa itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement