Senin 06 Jul 2015 02:34 WIB

Heboh, Bocah Kibarkan Bendera ISIS Depan Gedung Parlemen Inggris

Red: Ilham
Bocah melambaikan bendera ISIS di luar gedung Parlemen Inggris
Foto: Mirror
Bocah melambaikan bendera ISIS di luar gedung Parlemen Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa foto yang mengejutkan menunjukan seorang pria yang berjalan melalui jantung kota London dengan jubah bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (4/7), hanya tiga hari sebelum London memperingati serangan teror 7/7.

Dilansir Mirror, Ahad (5/7), di pundak lelaki itu seorang gadis kecil mengibas bendera ISIS dengan semangat. Mereka berbaur dengan ratusan wisatawan di luar Parliament Square tersebut.

Gambar yang diposting di forum Korea itu diambil setelah seorang turis melihat pria itu berjalan di sekitar pusat kota London. Kemunculan lelaki dengan bocah itu sempat dikaitkan dengan penembakan di Tunisia karena hanya berselang satu minggu dari peristiwa yang menelan 30 nyawa wisatawan Inggris. Apalagi, ISIS dituding sebagai pelaku penembakan di pantai Tunisia tersebut.

Pada gambar pertama, pria terlihat berjalan melewati sekelompok pramuka dan di gambar kedua gadis kecil duduk di pundaknya sambil melambai-lambaikan bendera kecil ISIS.

Foto itu heboh setelah dibagikan di media sosial oleh pengguna Twitter, Gavin. Dalam postingannya, Gevin melemparkan sebuah pertanyaan. "Mengapa kita membiarkan ini terjadi di jalan-jalan kita, seorang pria berjalan melewati Big Ben dengan bendera ISIS (sic)," tulisnya.

Kepada Mirror, Kepolisian Metropolitan telah mengkonfirmasi bahwa orang itu sempat dihentikan oleh petugas. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak melanggar hukum.

"Petugas mengatakan dengan pertimbangan pada peraturan yang relevan, keputusan yang diambil oleh petugas adalah pada waktu itu orang itu bertindak dalam hukum, ia tidak ditahan," kata Juru Bicara Kepolisian.

"Memakai, membawa atau menampilkan sebuah lambang atau bendera, dengan sendirinya, bukanlah suatu pelanggaran," katanya. Kecuali, kata dia, cara atau keadaan ketika sebuah lambang yang dipakai menyebabkan kecurigaan bahwa orang tersebut adalah pendukung atau anggota organisasi terlarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement