Kamis 20 Apr 2017 11:51 WIB

Latihan Militer AS dan Korsel Libatkan Kapal Induk

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Warga menonton program berita yang menampilkan foto kapal induk AS, USS Carl Vinson di stasiun kereta Seoul, Korea Selatan, 12 April 2017. USS Carl Vinson dalam perjalanan menuju Semenanjung Korea.
Foto: AP Photo/Ahn Yooung-joon
Warga menonton program berita yang menampilkan foto kapal induk AS, USS Carl Vinson di stasiun kereta Seoul, Korea Selatan, 12 April 2017. USS Carl Vinson dalam perjalanan menuju Semenanjung Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seribu personel militer Amerika Serikat (AS) dan 500 personel militer Korea Selatan (Korsel) dilaporkan akan menggelar Operasi Max Thunder. Ini merupakan latihan militer yang digelar dengan melibatkan dan mengerahkan armada militer dari kedua negara, mencakup kapal induk serta jet tempur.

Dilaporkan laman The Independent, menurut pemerintah AS, latihan ini merupakan latihan rutin yang telah direncanakan beberapa bulan lalu. Latihan militer gabungan tersebut diprediksi akan semakin meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Sebelumnya Korea Utara mengatakan kehadiran militer AS di Semenanjung Korea telah menciptakan situasi di mana perang termonuklir dapat terjadi kapan saja.

Kendati demikian, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan ini merupakan momen di mana Korut harus mendengarkan komunitas dunia internasional. "Seperti yang dikatakan presiden (Donald Trump), inilah saatnya bagi Korut untuk berperilaku, untuk mendengarkan komunitas dunia, dan untuk menyisihkan ambisi nuklir mereka, ambisi rudal balistik mereka, dan bersedia bergabung dengan persaudaran bangsa-bangsa," ucapnya.

Namun, Pence berharap akan ada perundingan dengan Korut terkait hal ini. Dalam kunjungannya ke Jepang, ia mengatakan AS dan Jepang telah sepakat untuk mendorong Cina agar menjalin perundingan lebih dekat dan membujuk Korut untuk menghentikan program nuklirnya. Cina memang merupakan mitra terbesar Korut dalam bidang ekonomi.

Cina sendiri mengklaim telah melakukan kewajiban internasionalnya terkait Korut. "Cina telah melakukan kewajiban internasionalnya secara ketat, termasuk yang ditetapkan dalam resolusi Dewan Keamanan (PBB)," kata juru bicara pemerintah Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement