Kamis 29 Jun 2017 16:39 WIB

Korea Utara Wajibkan Anak-Anak Sirami Lahan Selama 5 Jam

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di gunung tertinggi di negaranya.
Foto: KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di gunung tertinggi di negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Kehidupan di Korea Utara (Korut) mungkin menjadi salah satu contoh yang tidak menyenangkan bagi banyak masyarakat dunia. Berbagai berita mengenai penderitaan orang-orang yang berada di negara itu, mulai dari mengalami kemiskinan, hingga bagaimana mereka diduga mendapat perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah yang diktator dan otoriter tidak jarang terdengar. 

Korut menjadi negara yang disebut memiliki kesenjangan sosial tertinggi di dunia. Sementara pemimpin dan pejabat-pejabat di sana dapat hidup dengan mewah, banyak masyarakat biasa yang harus hidup dengan kemelaratan. Banyak warga yang dilaporkan menjadi penyandang status gizi buruk. Tak sedikit yang pada akhirnya disebut harus mengkonsumsi makanan seadanya, bahkan kulit pohon, serta rumput dapat menjadi salah satu menu santapan.

Penderitaan mereka tidak cukup sampai di sana. Baru-baru ini, terdengar kabar bahwa pemerintah memberi kewajiban yang cukup memberatkan anak-anak dari warga sipil  di negara terisolasi itu. Anak-anak yang berada di bangku sekolah menengah, serta mahasiswa sejak Mei lalu diwajibkan untuk menyiram lahan pukul 5.00 pagi. Mereka harus melakukan tugas itu hingga pukul 10 pagi, setiap harinya. 

"Di hari biasa, mereka mengerjakan itu sebelum mulai kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung pukul 11 pagi," ujar salah seorang sumber dalam kondisi anonimitas, dilansir The Telegraph, Kamis (29/6). 

Meski menyiram lahan yang dilanda kekeringan parah harus dilakukan, namun banyak yang tidak setuju bahwa pekerjaan itu dilakukan oleh anak-anak. Pekerjaan itu dinilai cukup berat bagi mereka, yang harus menghabiskan lima jam waktu sebelum sekolah atau menuju ke kampus. Pemerintah Korut dinilai tidak seharusnya membebankan tugas tersebut kepada anak-anak. Jauh lebih baik, jika ada pekerja khusus yang dibayar untuk menyirami lahan-lahan, sebagaimana yang diperlukan. 

Pemimpin negera itu, Kim Jong-un selama ini kerap mendapat sorotan dengan gaya hidup mewah yang ia miliki. Di saat warga sipil di sana menderita kemiskinan, pria berusia 33 tahun itu justru tampak dapat bersenang-senang dengan menghabiskan uang sebanyak 30 juta dolar AS atau 394 miliar per tahun hanya untuk mengimpor alkohol terbaik dari mancanegara. 

Tak hanya itu, ia juga memiliki kapal pesiar bernilai 8 juta dolar AS atau Rp 105 miliar. Bahkan, Kim Jong-un juga gemar mengumpulkan hingga 100 mobil, yang di antaranya adalah Mercedez-Benz.  Kim Jong-un dilaporkan memiliki kekayaan sekitar 5 miliar dolar AS atau sama dengan Rp 65,6 triliun. Dengan gaya diktator dan sikap otoriter yang dimiliki, serta bersamaan juga terlihat konservatif, ia justru menjalani kehidupan mewah. 

Banyak warga yang selama ini tidak bisa menyuarakan protes mereka terhadap Pemerintah Korut. Salah satu yang dikecam selain kemewahan Kim Jong-un adalah bagaimana ia tampaknya lebih mementingkan program rudal di negara itu dibandingkan kesejahteraan rakyat. "Banyak yang marah dan frustasi dengan mengatakan pemerintah memiliki uang yang untuk sekali saja menembakkan rudal dapat digunakan untuk mengatasi masalah kekeringan di seluruh negeri," kata sumber itu.

sumber : The Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement