Selasa 01 Aug 2017 07:11 WIB

Wapres Pence Kecam Pengusiran Diplomat AS oleh Rusia

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Wapres AS Mike Pence
Foto: AP
Wapres AS Mike Pence

REPUBLIKA.CO.ID, TALLINN - Wakil Presiden AS Mike Pence melontarkan kritikan tajam terhadap Rusia, Senin (31/7). Pence mengecam Rusia sebagai negara tetangga yang tidak terduga, yang telah berusaha mengurangi batas-batas internasional secara paksa.

Komentar Pence ini dilontarkan saat ia berkunjung ibukota Tallinn di Estonia, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan mengusir 755 diplomat AS. Keputusan Putin tersebut muncul setelah Kongres AS mengeluarkan sebuah undang-undang pekan lalu untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia terkait campur tangan negara itu dalam pemilu AS 2016.

"Pada saat ini, Rusia terus berusaha untuk mengurangi batas internasional dengan paksa, merusak demokrasi di negara-negara berdaulat, dan membuat negara-negara Eropa saling melawan satu sama lain," kata Pence pada sebuah konferensi pers, yang menyinggung aneksasi Rusia di Krimea.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat menolak setiap usaha yang menggunakan kekerasan, ancaman, intimidasi, atau pengaruh jahat di negara-negara Baltik atau terhadap sekutu kami," tambah dia, dikutip CNN.

Berbicara di samping Presiden Estonia, Lithuania, dan Latvia, Pence berusaha meyakinkan para pemimpin Baltik bahwa AS tidak akan terintimidasi oleh keputusan Putin. Ada sekitar 1.200 anggota staf yang bekerja di misi ini, meski tidak jelas berapa banyak warga AS.

"Tindakan diplomatik baru-baru ini yang diambil oleh Moskow tidak akan menghalangi komitmen Amerika Serikat terhadap keamanan negara, keamanan sekutu kami, dan keamanan kebebasan mencintai negara-negara lain di seluruh dunia, "katanya.

Putin berusaha mengurangi jumlah anggota staf diplomatik AS di Rusia menjadi 455 orang. Angka ini adalah angka yang sama dengan jumlah diplomat Rusia yang sekarang berada di AS. Kementerian Luar Negeri Rusia telah memberikan tenggat waktu hingga 1 September untuk para diplomat itu untuk pergi.

Ketika ditanya apakah ada jalan keluar dari kebuntuan politik kedua negara, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan perlu ada kemauan politik untuk memulihkan hubungan dan meminta agar sanksi terhadap Rusia bisa diakhiri. Peskov juga mengatakan Putin dan Moskow tertarik untuk bekerja sama dengan AS untuk hal-hal itu sesuai dengan kepentingan Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement