Selasa 15 Aug 2017 00:08 WIB

Korsel Ragukan Teknologi Rudal Korut

Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korea Utara tampaknya belum menguasai teknologi masuk kembali peluru kendali dan membutuhkan satu atau dua tahun untuk menguasainya, meski kemampuannya membuat miniatur hulu ledak nuklir makin cepat, menurut wakil menteri pertahanan Korea Selatan, Ahad kemarin.

Keprihatinan bahwa Korut hampir mencapai tujuannya menempatkan daratan Amerika Serikat dalam jangkauan senjata nuklir telah mendukung lonjakan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir. Presiden AS Donald Trump mengatakan semua opsi ada di hadapannya saat dia bersumpah untuk tidak membiarkan hal itu terjadi.

"Baik AS dan Korsel tidak percaya bahwa Korut belum sepenuhnya menguasai teknologi masuk kembali dalam istilah rekayasa material," kata Wakil Menteri Pertahanan Suh Choo-suk dalam pernyataannya di televisi, untuk sebuah acara di Sistem Penyiaran Korea (KBS).

"Kami tidak merasa mereka telah mencapai titik itu, tapi memang benar mereka mendekatinya. Kami tidak dapat menentukan waktu yang tepat, tapi akan memakan waktu setidaknya satu sampai dua tahun lagi."

Suh mengatakan Korut kemungkinan akan melanjutkan provokasi, termasuk uji coba nuklir, namun tidak melihat adanya risiko besar di Korut jika terlibat dalam konflik militer yang sebenarnya.Di bawah perintah pemimpin Kim Jong-un, Korut telah melaksanakan uji coba rudal dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak tahun lalu, dan pekan lalu mengatakan pihaknya sedang mengembangkan sebuah rencana untuk menembakkan rudal ke dekat wilayah Guam di AS.

Korut mengatakan uji coba terakhir rudal balistik antar benua pada akhir Agustus merupakan "kesuksesan sempurna dan besar" dengan kemampuan kontrol masuk kembali dan kendali hulu ledak yang tidak menunjukkan kesalahan.

Meski begitu, pejabat pemerintah dan militer Korsel telah menyatakan keraguan mereka atas klaim tersebut dan mengatakan bahwa diperlukan analisis lebih lanjut.Kepala Staf Gabungan AS Joseph Dunford mengunjungi Seoul untuk membahas tingginya ketegangan antara Korut dengan Presiden Korsel Moon Jae-in dan Menteri Pertahanan Song Young-moo menjelang latihan militer gabungan AS-Korsel yang dijadwalkan pada bulan ini.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Lee Jin-woo mengatakan bahwa latihan gabungan, yang merupakan sumber kejengkelan bagi Pyongyang, akan berjalan sesuai rencana."Itu hanya latihan gabungan sah dan dilakukan tahunan yang berfokus pada pertahanan dan untuk mencegah provokasi Korut," katanya pada sebuah pengarahan reguler di Seoul

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement