Jumat 18 Aug 2017 17:51 WIB

Serangan Teror di Barcelona Buktikan NATO Rapuh

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas berjaga di area pejalan kaki di La Ramblas, pusat kota Barcelona, Spanyol, Jumat (17/8) waktu setempat. Sebuah van menabrak ke kerumunan di Plaza Katalunya, La Rambla, sehingga menyebabkan sejumlah orang cedera.
Foto: EPA/Andreu Dalmau
Petugas berjaga di area pejalan kaki di La Ramblas, pusat kota Barcelona, Spanyol, Jumat (17/8) waktu setempat. Sebuah van menabrak ke kerumunan di Plaza Katalunya, La Rambla, sehingga menyebabkan sejumlah orang cedera.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan teror yang terjadi di Barcelona, Spanyol, membuktikan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agak rapuh. Mereka tidak dapat mengantisipasi teror yang sudah terjadi di negara-negara mereka sebelumnya.

"Kok bisa yang NATO tidak belajar dari sejarah. Inggris jebol, Prancis jebol, sekarang Spanyol yang jebol kan. Berarti mereka tidak belajar dari pengalaman bersama mereka dalam menangani terorisme," ungkap Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Jumat (18/8).

Menurut Teuku, hal itu merupakan masalah untuk NATO. Seharusnya, mereka melihat tanda-tanda yang timbul sebelum terjadinya teror. Dengan kejadian seperti itu dan berulang, negara dengan sistem keamanan yang tanggung tentu semakin berbahaya.

"Negara dengan sistem keamanannya yang tinggi saja bisa jebol, bagaimana negara dengan sistem keamanan yang tanggung kan?" kata Teuku.

Serangan yang terjadi di Negeri Catalan itu menandakan sebuah peringatan. Setiap negara  harus betul-betul berintegrasi dengan masyarakatnya. Sehingga, terlihat kompak dan dapat mencegah terjadinya hal-hal semacam itu

"Jadi intinya, pemberdayaan masyarakat sipil dan kepolisian untuk memiliki kepekaan yang yang tinggi atas dinamika sosial ekonomi masyarakat masih kurang di sana," ungkap dia.

Tiga belas orang tewas dan setidaknya 50 lainnya mengalami luka dalam serangan teroris di kota Barcelona, Kamis (18/8) sore. "Serangan terjadi pada sekitar pukul 17.00 waktu setempat," seperti disampaikan menteri dalam negeri Katalan Joaquim Forn, dikutip Reuters.

Seorang pria, yang digambarkan berbadan langsing dan berusia pertengahan 20 tahunan, mengendarai mobil van putih dengan kecepatan tinggi sepanjang beberapa ratus meter ke arah Las Ramblas, berusaha menabrak sebanyak mungkin orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement