Kamis 23 Nov 2017 16:01 WIB

Indonesia Dorong MoU Repatriasi Myanmar-Bangladesh

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan, di sela-sela pertemuan Asia-Europe Meeting (ASEM), ada pertemuan informal antara state concelor Myanmar dengan 19 negara termasuk Indonesia. Pada pertemuan itu, mereka mendorong nota kesepahaman repatriasi antara Myanmar dengan Bangladesh dapat segera dicapai.

"Intinya kita minta pihak Myanmar memberikan briefing mengenai masalah (di sana), perkembangan terakhir seperti apa. Dunia internasional yang hadir negara-negara uni Eropa serta beberapa negara Asia," ujar Retno usai melakukan rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).

Dalam kesempatan itu, kata Retno, pihak-pihak yang hadir membahas langkah apa yang bisa dilakukan untuk membantu Myanmar. Membantu untuk menyelesaikan masalah yang ada di Myanmar.

Retno menuturkan, kini mereka menunggu negosiasi antara Myanmar dan Bangladesh perihal nota kesepahaman repatriasi. Hal tersebut menjadi tahap akhir dalam negosiasi yang keduanya lakukan.

"Karena selesainya MoU ini akan menjadi awal dari proses pengembalian para pengungsi dari Bangladesh ke Myanmar. Karena itu, pada saat pertemuan, kita yang hadir mendorong agar MoU tersebut dapat segera diselesaikan," jelas Retno.

Ia mengaku akan mencoba mengontak pihak-pihak terkait untuk menanyakan apakah nota kesepahaman itu sudah bisa dicapai atau tidak. Menurut dia, pada kesempatan itu Menlu Bangladesh mengatakan berencana tinggal lebih lama setelah pelaksanaan ASEM selesai.

"Dia akan tinggal untuk melanjutkan last round of negotiation on repatriation," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement