Jumat 09 Feb 2018 16:21 WIB

Presiden Korsel akan Diundang Kunjungi Korut

Undangan datang dari adik perempuan pemimpin Korea Utara.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Foto: REUTERS/Jung Yeon-Je
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Adik perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, yaitu Kim Yo-jong, dilaporkan akan mengundang Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in ke negaranya. Sebuah sumber diplomatik mengatakan, Moon kemungkinan akan diminta berkunjung tahun ini.

Meski belum ada pernyataan final, kunjungan Moon ke Korsel akan menjadi yang pertama kalinya bagi Presiden Korsel untuk melangkahkan kaki di negara tersebut sejak 2007. Tanggal kunjungan yang potensial adalah 15 Agustus, saat Korea terbebas dari pendudukan Jepang pada 1945, yang telah menjadi hari libur nasional di kedua negara Korea.

Undangan untuk Moon kemungkinan akan disampaikan saat jamuan makan siang pada Sabtu (10/2). Juru bicara kepresidenan Korsel mengkonfirmasi, Moon berencana bertemu dengan Kim Yo-jong dan tiga delegasi tingkat tinggi Korut lainnya di sela Olimpiade Musim Dingin pada hari itu.

Sebuah jet pribadi yang membawa delegasi Korut mendarat di Bandara Internasional Incheon, Korsel, di pinggiran kota Seoul sekitar pukul 14.00 waktu setempat, menjelang upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang pada Jumat (8/2).

Dilansir di CNN, Kim Yo-jong adalah anggota pertama keluarga penguasa Korut yang pergi ke Korsel sejak Perang Korea pada 1950-1953. Sebuah sumber mengatakan, acara makan siang informal antara Kim dan delegasi Korsel akan memberinya lebih banyak kebebasan untuk berinteraksi daripada orang lain dalam delegasi Korut.

Jamuan makan siang informal untuk delegasi tingkat tinggi Korut tidak menggunakan format protokol Korut, yang hanya memperbolehkan satu pembicara utama yang bersuara. Pembicara utama itu biasanya adalah Kim Yong-nam, kepala delegasi dan kepala pemerintahan seremonial Korut.

Kedua belah pihak tengah menjaga keseimbangan yang ketat untuk menghindari gangguan diplomatik yang bisa berisiko membayangi Olimpiade Musim Dingin. Presiden Moon selama ini selalu berusaha untuk melanjutkan dialog dengan Korut, namun dia juga mendapat tekanan dari AS untuk melepaskan diri dari Pyongyang setelah Olimpiade selesai.

Korut sebelumnya telah menyatakan pihaknya tidak berniat bertemu dengan delegasi AS di Olimpiade tersebut. Kim Yo-jong justru diperkirakan akan menggunakan kunjungannya ke Korsel untuk mencairkan hubungan dengan Cina.

Cina telah meningkatkan penegakan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Korut. Hal tersebut membuat Korut mengalami kerugian miliaran dolar dalam perdagangan kedua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement