Jumat 23 Feb 2018 05:21 WIB

Tak Ada Bukti Siti Aisyah Serang Kim Joong Nam

Ada kejanggalan saat Siti tak melarikan diri usai diduga melakukan pembunuhan.

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Pasukan bersenjata Polis Diraja Malaysia (PDRM) atau Special Task Force On Organised Crime (STAFOC) mengawal ketat terdakwa pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Nam, Siti Aisyah (tengah) usai menjalani sidang di Mahkamah Tinggi Shah Alam, Kualalumpur, Malaysia, Selasa (23/1).
Foto: Antara/Agus Setiawan
Pasukan bersenjata Polis Diraja Malaysia (PDRM) atau Special Task Force On Organised Crime (STAFOC) mengawal ketat terdakwa pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Nam, Siti Aisyah (tengah) usai menjalani sidang di Mahkamah Tinggi Shah Alam, Kualalumpur, Malaysia, Selasa (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kasus penyerangan yang menyebabkan tewasnya saudara tiri Presiden Korea Utara Kim Joong Un, yakni Kim Joong Nam, terus berlanjut. Seorang polisi yang bersaksi dalam sidang di pengadilan Malaysia mengatakan, Kamis (22/2), tidak ada bukti video yang menunjukkan Siti Aisyah membubuhkan racun di wajah Kim Joong Nam.

Penyidik Kepala Polisi Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz setuju dengan pernyataan tersebut. Ia mengatakan kamera pengintai bandara hanya merekam kontak antara tersangka asal Vietnam, Doan Thi Huong dengan Kim. Ia mengatakan, seorang perempuan lain tampak berjalan pergi, namun wajahnya tidak terlihat dengan jelas. Kamera-kamera itu tidak menangkap dugaan serangan pada Kim.

"Tidak ada sedikit pun bukti yang menunjukkan fakta bahwa Siti Aisyah terlibat dalam serangan tersebut," kata pengacara Aisyah, Gooi Soon Seng kepada wartawan setelah sidang.

Gooi mengatakan, jaksa harus dapat membuktikan tanpa keraguan bahwa Siti Aisyah melakukan pembunuhan tersebut. Pendapat ini pun disetujui oleh Wan Azirul. Ia mengatakan tidak ada video yang menunjukkan gerakan Kim selama enam menit setelah diserang.

"Di mana Kim Jong Nam? Apakah dia pergi ke toilet untuk mencuci (wajahnya) sendiri? Apakah dia berhubungan dengan seseorang sebelum mengajukan keluhan? Enam menit adalah waktu yang sangat lama," kata Gooi kepada wartawan.

Gooi menambahkan, malam sebelum kejadian, Aisyah merayakan ulang tahun di Hard Rock Cafe bersama teman-temannya. Tepat setelah meninggalkan bandara pada 13 Februari, ia pergi berbelanja di Mall Kuala Lumpur. Baginya, ini adalah sesuatu yang janggal.

"Jika dia tahu dia melakukan kejahatan, mengapa dia tidak melarikan diri?" kata Gooi.

Wan Azirul mengatakan, Aisyah pergi ke Kamboja pada 21 Januari. Ia diperkenalkan ke Hong Song Hac, satu dari empat warga Korea Utara yang kini dicari oleh polisi. Ia diminta untuk melakukan tiga prank (hal iseng) di Bandara Phnom Penh dan dibayar Rp 600 dolar AS atau sekitar Rp 8 juta.

Di Kuala Lumpur, Aisah juga melakukan hal iseng di hotel dan bandara dengan menggunakan baby oil. Hong memberitahu Aisyah untuk pergi ke Makau pada 9 Februari 2017 untuk melakukan prank. Namun, perjalanan itu dibatalkan tanpa penjelasan.

Masih menurut Gooi, Aisyah mungkin diperintahkan pergi ke Macau, tempat dimana Kim berada. Namun, perjalanan itu batal karena Kim telah masuk Malaysia dengan tenang pada 6 Februari.

Kim merupakan anak tertua dalam keluarga pemegang kekuasaan Korea Utara. Ia diprediksi dapat menjadi ancaman bagi saudara tirinya, Kim Jong Un.

Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam ditangkap tahun lalu dengan tuduhan membunuh Kim Jong Nam. Mereka dituduh membubuhkan racun ke muka Kim di bandara Kuala Lumpur yang sibuk pada 13 Februari 2017. Mereka diduga berkomplot dengan empat pria Korea Utara yang meninggalkan Malaysia pada hari yang sama.

Pejabat Malaysia tidak pernah secara resmi menuduh Korea Utara terlibat dalam kematian Kim. Bahkan, pemerintah Malaysia telah menyatakan tidak ingin pengadilan tersebut dipolitisasi. Sidang akan dilanjutkan pada Selasa, dilansir dari ABC News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement