Selasa 20 Feb 2018 14:00 WIB

Panglima Militer Lebanon Bersumpah akan Hadapi Agresi Israel

Lebanon akan melakukan cara apa pun untuk melawan Israel.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Petani Lebanon melihat rudal yang menurut kantor berita Lebanon adalah bagian dari rudal pertahanan udara Suriah yang menargetkan pesawat tempur Israel di Hasbani, Lebanon, 10 Februari 2018.
Foto: AP Photo
Petani Lebanon melihat rudal yang menurut kantor berita Lebanon adalah bagian dari rudal pertahanan udara Suriah yang menargetkan pesawat tempur Israel di Hasbani, Lebanon, 10 Februari 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Panglima Militer Lebanon Jenderal Joseph Aoun menyatakan negaranya siap menghadapi agresi yang mungkin akan dilakukan Israel. Menurutnya, Lebanon akan melakukan cara apa pun untuk melawan, tak peduli berapa pun besar biayanya.

"Saya menegaskan lagi penolakan kami terhadap Israel sebagai musuh yang melanggar kedaulatan Lebanon dan hak untuk mengeksploitasi semua sumber ekonomi kami," kata Jenderal Aoun di akun Twitter pribadinya, Senin (19/2).

"Tentara akan melakukan cara apa pun untuk menghadapi agresi Israel, berapa pun biayanya," tambah dia, seperti dilaporkan laman Al-Arabiya.

Israel mengatakan sedang membangun tembok di tanah kedaulatannya. Namun pemerintah Lebanon menegaskan mereka telah melewati batas wilayah Lebanon di sisi Jalur Biru yang ditarik PBB. Sisi itu menjadi perbatasan kedua negara setelah Israel menarik diri dari Lebanon selatan pada 2000.

Menurut Jenderal Aoun, pemimpin Lebanon setuju mengambil tindakan di berbagai tingkat regional dan internasional untuk mencegah Israel membangun tembok beton di dalam wilayah perbatasan Lebanon. Pembangunan ini berpotensi mengambil sumber daya minyak dan gas di perairan Lebanon.

Sebelumnya diplomat AS telah berusaha menengahi perselisihan antara kedua negara ini, yang dipicu oleh dinding perbatasan yang sedang dibangun Israel. Selain itu mereka juga mempermasalahkan keputusan Lebanon mengeksplorasi energi lepas pantai di dekat perairan yang disengketakan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement