Rabu 16 Feb 2011 19:12 WIB

Libya Rusuh, 14 Pendemo Luka-luka

Libya
Foto: english.aljazeera.net
Libya

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI-- Ratusaan orang terlibat bentrokan dengan polisi dan para pendukung pemerintah Selasa malam di kota Benghazi, Libya timur yang mencidera 14 orang, kata seorang saksi mata dan media lokal, Rabu.

Libya dikuasai ketat oleh pemimpin Muamar Gadhaffi selama 40 tahun tetapi dampak revolusi-revolusi di Mesir dan Tunsia juga terasa di negara itu.

Televisi pemerintah Libya melaporkan bahwa unjuk-unjuk rasa dilakukan pada Rabu pagi di seluruh negara itu mendukung Gadhaffi, yang adalah pemimpin yang paling lama memangku jabatannya di Afrika.

Laporan-laporan dari Benghazi, sekitar 1.000 km timur ibu kota Tripoli, menunjukkan kota itu kini tenang tetapi Selasa malam para pemrotes yang bersenjatakan batu-batu dan bom-bom minyak tanah membakar kendaraan-kendaraan dan berkelahi dengan polisi.

Para pemrotes marah atas penangkapan seorang aktivis hak asasi manusia dan menuntut dia dibebaskan. Surat kabar Quryna milik swasta, yang berpusat di Benghazi, mengatakan 14 orang cedera dalam bentokan-bentrokan itu termasuk 10 polisi. Menurut koran itu cedera mereka tidak serius.

"Selasa malam adalah satu malam yang buruk" kata seorang penduduk Benghazi, yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada Reuters melalui telepon. Ada sekitar 500 atau 600 orang terlibat dalam unjuk rasa itu. Mereka datang ke komite revolusi (markas pemerintah lokal) di distrik Sabri, dan mereka melemparkan batu-batu," katanya.

Penduduk di Benghazi tidak percaya pada kekuasaan Gadhaffi. Banyak musuh pentingnya tinggal di pengasingan dan banyak orang dipenjarakan karena menjadi anggota kelompok-kelompok garis keras Islam yang dilarang berasal dari kota itu.

Menurut laporan-laporan dari Benghazi, kerusuhan itu dipicu oleh penahanan seorang pria bernama Fethi Tarbel, aktivis hak asasi manusia yang bekerja dengan keluarga-keluarga orang-orang yang ditahan di penjara Abu Salim Trpoli. Penjara itu, yang digunakan sebagai tempat menyekap musuh-musuh pemerintah dan kelompok garis keras Islam, adalah lokasi aksi kekerasan Juni 1996 d mana 1.000 narapidana ditembak mati.

Televisi pemerintah menayangkan gambar unjuk rasa para pendukung pemerintah Rabu pagi di ibu kota Tripoli. Para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel menuduh stasiun televisi Al Jazeera-- yang menayangkan liputan luas tentang protes-protes yang menggulingkan pemimpin-pemipin Tunisia dan Mesir-- menyiarkan kebohongan-kebohongan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement