REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- NATO dapat memberi nasehat keamanan dan pelatihan militer kepada Libya jika pemimpin baru negara itu memintanya. Demikian kata duta besar Amerika Serikat untuk NATO, Senin.
"NATO siap, jika diminta oleh pemerintah baru Libya, untuk mempertimbangkan cara-cara dimana mereka dapat membantu pemerintah Libya, terutama di bidang pembaruan pertahanan dan keamanan," kata Ivo Daalder, duta besar AS untuk NATO, kepada wartawan.
"Tapi itu benar-benar untuk periode sedang dan lebih lama," katanya. Ivo mengklaim, NATO memiliki keahlian dalam membantu pembaruan pertahanan. Pasca tewasnya Muammar Qadafi dan pembentukan pemerintahan baru Libya, NATO memang belum mendapat peran baru.
Daalder juga mengatakan Libya dapat meningkatkan hubungannya dengan aliansi transatlantik itu dengan bergabung dengan "dialog Mediteranian" NATO, kelompok kemitraan yang terdiri atas Maroko, Mesir, Tunisia, Aljazair, Mauritania, Jordania dan Israel.
Pernyataannya itu dibuat saat Presiden AS Barack Obama, Senin, bertemu dengan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen, dengan para pejabat Gedung Putih memuji pendekatan AS pada operasi di Libya yang dilancarkan Maret lalu itu.