REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Uang 'panas' milik Pemimpin Libya, Muammar Qadafi, memicu masalah di sekolah bergengsi the London School of Economics (LSE). Direktur LSE Sir Howard Davies mengundurkan diri dari jabatannya setelah lembaga yang ia pimpin ketahuan menerima sumbangan sebesar 2,2 juta poundsterling dari Libya.
Dana itu digunakan LSE untuk mendidik ratusan pemuda Libya yang diproyeksikan menjadi pemimpin masa depan. Gara-gara perang saudara di Libya beberapa pekan terakhir, masalah Qadafi dan sekutunya menjadi hal sensitif di Inggris, hingga menjamah LSE.
Sebuah komite independen yang dipimpin mantan Jaksa Agung Lord Woolf akan mengkaji hubungan LSE dengan Libya dan anak Qadafi Saif al-Islam, yang sebelumnya dituduh plagiat dalam menyusun disertasinya. Komite ini juga akan memperketat panduan penerimaan dana asing bagi LSE.
"Saya sudah menyimpulkan, bahwa keputusan mengundurkan diri saya adalah hal tepat. Saya tahu ini akan menyulitkan LSE, tapi yang ingin saya tunjukkan adalah saya bertanggungjawab atas reputasi sekolah ini, dan reputasi itu sudah tercoreng," demikian Davies.
Sebuah dokumen Kedubes AS yang dibocorkan juga menyatakan Pemerintah Inggris memfasilitasi 400 warga Libya untuk pelatihan kepemimpinan. Tidak hanya di LSE tapi juga sejumlah universitas di Inggris lainnya.
Berikut dana-dana yang diterima LSE dari Libya:
- Kontrak senilai 2,2 juta poundsterling untuk melatih birokrat dan profesional dari Libya. Sebanyak 1,5 juta poundsterling sudah diterima dan digunakan.
- Pembayaran uang sekolah 20 ribu poundsterling dari Kepala Otoritas Investasi Libya
- Pembayaran 50 ribu dolar AS kepada Davies setelah ia memberi konsultasi pada Libya's Sovereign Wealth Fund 2007.
- Pembayaran 22.857 poundsterling dari Qadafi terhadap sejumlah akademisi LSE yang dibawa ke Libya.