REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI--Libya akhirnya tak berkutik. Pemerintahan Kolonel Muammar Qadafi setuju melakukan gencatan senjata dengan rakyatnya, ketika tekanan internasional mulai menguat, Jumat.
Menlu Libya, Moussa Koussa, dalam jumpa pers, mengatakan negaranya bersedia menerima resolusi Dewan Keamanan PBB dan melaksanakan gencatan senjata dan menghentikan seluruh operasi militernya. "Kami memutuskan untuk segera melakukan gencatan senjata dan menghentikan seluruh operasi militer," katanya.
Jawaban Libya ini terjadi di menit-menit akhir rencana penyerangan sejumlah negara atas Libya. Tercatat, Prancis dan Inggris serta Swedia sudah menyediakan pasukannya untuk masuk ke Libya.
Mereka mengklaim ingin menghentikan kekerasan yang dilakukan pasukan Qadafi terhadap rakyatnya sendiri. Ada dua misi yang akan dilakukan negara asing atas Libya. Pertama adalah menerapkan larangan terbang di wilayah Libya, dan kedua mencegah militer Libya menyerang atau memasuki kota Benghazi, tempat pertempuran sengit terjadi.
Kamis malam, Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi yang menetapkan zona larangan terbang di Libya serta mengizinkan upaya apa pun untuk menghentikan kekerasan terhadap rakyat sipil.