REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengeluhkan hegemonisme Amerika Serikat (AS) kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang tengah berkunjung ke Pyongyang, Kamis (31/5). Ia juga berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Rusia, setelah berusaha menjangkau hubungan diplomatik dengan AS, Korea Selatan (Korsel), dan Cina.

"Ketika kami bergerak menyesuaikan diri dengan situasi politik dalam menghadapi hegemonisme AS, saya bersedia bertukar pendapat dengan rinci dan mendalam dengan kepemimpinan Anda," kata Kim kepada Lavrov.

Komentar Kim ini disampaikan pada momen yang cukup sensitif, saat utusannya, Kim Yong-chol, sedang berkunjung ke New York untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Kim Yong-chol juga berencana melakukan perjalanan ke Washington untuk menyampaikan surat pribadi dari Kim Jong-un kepada Presiden AS Donald Trump.

Pompeo mengatakan ada kemajuan nyata yang telah dibuat dalam tiga hari terakhir menjelang pertemuan puncak antara Trump dan Kim Jong-un di Singapura. Namun ia mengaku masih tidak tahu apakah pertemuan itu akan tetap diselenggarakan pada 12 Juni mendatang.

Meski memiliki hubungan yang terbatas dengan Korut, Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya ingin mengembangkan komunikasi lebih lanjut. Rusia selama ini memiliki profil rendah saat Kim muncul ke panggung dunia dan melakukan pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping serta Presiden Korsel Moon Jae-in.

Kunjungan Lavrov menunjukkan Rusia ingin terlibat dan memastikan Korut terus memberikan informasi sambil mempertimbangkan kekhawatiran Rusia. Dalam kunjungannya, Lavrov menyampaikan salam hangat dan harapan terbaik Rusia terhadap upaya besar Kim untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea.

Dia juga menyatakan dukungan Rusia terhadap kesepakatan yang dicapai Kim dengan Moon pada pertemuan bulan lalu, yang berfokus pada langkah-langkah untuk mengurangi permusuhan. Lavrov kemudian dilaporkan mengundang Kim ke Moskow.

Ikuti Whatsapp Channel Republika