Sabtu 22 Sep 2018 12:03 WIB

Presiden Vietnam Wafat, Jokowi: Saya Sedih Dengar Kabar Ini

Jokowi baru bertemu dengan Presiden Vietnam Tran Dai Quang pada 11 September lalu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kiri) disambut Presiden Vietnam Tran Dai Quang (kanan) saat akan melakukan dialog antara pimpinan negara ekonomi dengan APEC Business Advisory Council (ABAC) di Da Nang, Vietnam, Jumat (10/11).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Presiden Joko Widodo (kiri) disambut Presiden Vietnam Tran Dai Quang (kanan) saat akan melakukan dialog antara pimpinan negara ekonomi dengan APEC Business Advisory Council (ABAC) di Da Nang, Vietnam, Jumat (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Presiden Vietnam kedelapan, Trần Đại Quang. Kantor berita resmi Vietnam sebelumnya memberikan keterangan wafatnya Presiden Vietnam pada Jumat, 21 September 2018, pukul 10.05 waktu setempat.

"Saya sedih mendengar kabar duka ini karena baru saja bertemu beliau pada 11 September 2018. Saya terkesan atas dedikasi beliau kepada negara dan rakyat Vietnam," kata Presiden Jokowi, dikutip dari siaran resmi Istana, Sabtu (22/9).

Saat berkunjung ke Hanoi beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi mendapat sambutan hangat dari Presiden Trần Đại Quang. Keduanya juga membicarakan peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Vietnam. "Doa saya untuk keluarga, rekan, dan rakyat Vietnam," kata Presiden.

Presiden Vietnam Tran Dai Quang meninggal dunia karena sakit keras. Quang meninggal di usia 61 tahun di rumah sakit Militer Hanoi. "Sakit keras meski ada upaya dari dokter lokal dan internasional dan para profesor," Stasiun Televisi Vietnam melaporkan, Jumat (21/9).

Baca Juga: Presiden Vietnam Tran Dai Quang Meninggal Dunia.

Vietnam tidak memiliki satu pemimpin tertinggi yang mengatur jalannya pemerintahan. Pemerintahan Vietnam dipimpin oleh Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis. Tugas presiden kebanyakan hanya bersifat seremonial seperti menghadiri undangan dan acara-acara kenegaraan. Quang ditunjuk sebagai presiden pada April 2016.

Sebelum itu ia menjabat sebagai Menteri Keamanan Publik. Kementerian ini memiliki kewenangan yang luas termasuk menghimpun data intelijen dan menggagalkan ancaman domestik maupun asing terhadap Partai Komunis Vietnam.

Ia lahir di sebuah desa kecil 115 kilometer sebelah selatan Hanoi. Jabatannya naik melalui Partai Komunis dari Jendral Polisi sampai anggota Politbiro Vietnam, sebuah badan yang memiliki pengaruh kuat di pemerintahan.

"Kami sedih mendengar kabar Presiden meninggal dunia," kata Bui Duc Phi, kepala desa tempat Quang dilahirkan.

Kabar Quang sakit sudah muncul di media sosial sejak satu bulan lalu. Terakhir ia terlihat ketika menerima kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo pada 11 September lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement