Kamis 29 Nov 2018 18:06 WIB

Pembicaraan Damai Konflik Yaman Digelar di Swedia

Sekjen PBB menyebut ada peluang pembicaraan damai konflik di Yaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Konflik di Yaman (ilustrasi)
Foto: VOA
Konflik di Yaman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Duta Besar Inggris untuk Yaman Michael Aron mengatakan pembicaraan yang dipimpin PBB untuk mengakhiri konflik Yaman akan digelar di Swedia pekan depan. Kendati demikian belum ada konfirmasi dari PBB mengenai hal tersebut.

"Saya telah memesan perjalanan saya dan saya berharap untuk melihat Anda memimpin delegasi Anda, solusi politik adalah cara untuk bergerak maju," kata Aron melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis (29/11). Cicitannya itu ditujukan kepada juru bicara milisi Houthi Mohammed Abdusalam.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ada peluang pembicaraan damai antara pihak-pihak yang berkonflik di Yaman digelar di Swedia pekan depan. "Saya yakin ada peluang untuk dapat memulai negosiasi yang efektif di Swedia pada awal Desember, tapi kami belum ada di sana," katanya, dikutip laman Al Araby.

Menurutnya saat ini memang waktu yang tepat membicarakan penyelesaian konflik Yaman. "Kita berada pada momen yang sangat penting dalam hubungannya dengan Yaman," ujarnya.

Terkait hal itu, Guterres pun mengaku siap untuk bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di sela-sela KTT G-20 yang digelar di Argentina pada Jumat-Sabtu pekan ini. Pertemuan itu akan dimanfaatkannya untuk membahas perihal penyelesaian konflik Yaman.

"Saya siap membicarakannya dengan putra mahkota atau dengan pejabat Saudi karena saya percaya itu adalah tujuan yang sangat penting pada saat ini," kata Guterres.

Konflik Yaman telah berlangsung selama empat tahun. Perang dimulai ketika milisi Houthi melancarkan serangan ke Ibu Kota Yaman Sanaa.

Pada 2015, Saudi dan sekutunya memutuskan melakukan intervensi militer ke negara tersebut. Selain bertujuan melindungi pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, Saudi juga berkeinginan menumpas Houthi yang dianggapnya sebagai ancaman karena terafiliasi Iran.

Sejak melakukan agresi ke Yaman, koalisi Saudi telah memberlakukan blokade parsial terhadap pelabuhan Hodeidah. Saudi mengklaim hal itu dilakukan agar pengiriman senjata Iran ke Houthi dapat dihentikan.

Blokade Saudi terhadap pelabuhan Hodeida berimbas pada terhambatnya penyaluran bantuan kemanusiaan ke Yaman. Hal itu mengakibatkan Yaman kian terpuruk dalam krisis kemanusiaan.

Perang Yaman telah menyebabkan hampir 10 ribu orang terbunuh. Konflik itu pun telah memaksa sekitar 3 juta penduduknya mengungsi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement