Ahad 27 Mar 2011 16:35 WIB
Serangan Koalisi di Libya

PBNU: AS Selalu Ajari Demokrasi, Kok Serang Libya?

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Stevy Maradona
Ketum PBNU Said Aqil Siradj
Ketum PBNU Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --- PBNU mengutuk serangan yang dilakukan negara-negara Barat, AS dan sekutunya di Eropa terhadap pemerintah sah Libya, yang dipimpin Presiden Moammar al-Qadhafi.

''Selama ini AS selalu mengajarkan demokrasi, dan serangan tersebut bagi kami bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi,'' tutur Ketua Umum PBNU, Said Agil Siraj.

Ia diwawancarai di sela-sela acara Rakornas PBNU di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Ahad (27/03). Said Aqil  mengatakan tindakan AS dan sekutunya menyerang Libya merupakan tindakan ''biadab'' negara-negara Barat terhadap pemerintahan sah di Libya, dan negara manapun yang mendukung serangan semacam itu juga akan menjadi bagian dari tindakan biadab tersebut.

Ia mengatakan PBNU tak menafikan adanya permasalahan yang terjadi di Libya, permasalahan tersebut seharusnya tetap menjadi persoalan dalam negeri Libia. Menurut dia, negara-negara lain tetap bisa membantu penyelesaian permasalahan di Libia, tapi bukan dengan cara melancarkan serangan militer semacam itu.

Ketum PBNU mengatakan selama ini AS selalu tampil ''mengajari kita'' untuk menghormati kedaulatan negara lain, menghormati hak-hak asasi manusia, dan demokrasi. Tapi serangan militer AS terhadap Libya ini jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip yang selama ini dikumandangkan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement