REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI--Perebutan kekuasaan antara anak-anak Pemimpin Libya, Muammar Qadafi, mulai berlangsung. Di satu sisi ada Seif al-Islam dan Saadi el-Qadafi yang ingin menggantikan ayah mereka. Di sisi lain ada Khamis dan Mutuassim yang menentang rencana Seif dan Saadi.
Seif dan Saadi dikenal berhaluan kebarat-baratan. Mereka mendapat pengaruh ekonomi dan politik barat sangat kental. Sementara Khamis dan Mutuassim dikenal sebagai sosok yang garis keras. Keduanya memiliki pasukan milisi sendiri.
Khamis memimpin milisi yang brutal dan represif terhadap oposisi Qadafi. Sementara Mutuassim adalah penasehat keamanan nasional. Yang juga punya milisi dan dikenal sering berseberangan dengan Seif untuk menggantikan ayah mereka.
Rencana menjungkalkan Qadafi ini sudah tercium oleh diplomat barat berkat langkah politik Seif. Seorang staf Seif sudah bertemu dengan sejumlah pejabat di London untuk membicarakan proposal ini.
Seif, dalam kunjungannya ke Washington, AS, pada 2008 bertemu dengan Menlu AS Condoleezza Rice. Kunjungan ini, seperti dilaporkan Wikileaks, Seif mengatakan ia berseteru dengan saudaranya.
Mutuassim berkunjung ke Washington setahun sesudahnya. Dubes Amerka untuk Libya menulis, "Mutuassim sangat antusias ke Washington. Dia sangat ingin bertemu pejabat senior AS dan menandatangani sejumlah kesepakatan dengan AS karena berkompetisi dengan Seif."
Sementara Saadi, pemain bola yang juga pejabat militer Libya, mengatakan dalam wawancara Al-Arabiya, bahwa Seif lebih berpengalaman ketimbang Khamis dan Mutuassim. "Seif sehari-hari mengurus masalah Libya," katanya.