Ahad 24 Apr 2011 17:28 WIB

Bayar Tebusan ke Somalia Sama Saja Manjakan Perompak

Pasukan Komando Prancis beraksi saat membebaskan sandera WN Prancis dan menangkap para perompak Somalia
Foto: Sydney Morning Herald
Pasukan Komando Prancis beraksi saat membebaskan sandera WN Prancis dan menangkap para perompak Somalia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Pengamat hukum internasional dari Surabaya, Wisnu Aryo Dewanto, berpendapat, tebusan akan memanjakan perompak Somalia, namun tebusan merupakan cara paling aman daripada menggunakan perlawanan militer.

"Mayoritas negara di dunia memilih tebusan untuk menyelesaikan pembajakan di tengah laut lepas oleh perompak Somalia, karena nyawa itu lebih penting daripada apapun," katanya, Ahad.

"Kalau pemerintah di negara-negara Eropa seperti Jerman selalu mementingkan nyawa warganya, sehingga mereka memilih tebusan, tapi kalau Amerika justru memilih cara militer, sebab cara tebusan bagi Amerika akan justru memanjakan para perompak itu," kata Wisnu Aryo.

Menurut dosen hukum internasional Ubaya itu, perlawanan militer yang ditempuh Amerika menghadapi perompak Somalia itu ada yang berhasil, tapi hanya sekali, sedangkan perlawanan berikutnya kalah dan akhirnya warga Amerika pun tewas.

"Indonesia sebenarnya pernah melakukan perlawanan terhadap pembajak pesawat Garuda di Bangkok, tapi kalau melawan perompak Somalia yang sangat berani itu, maka tebusan merupakan cara paling aman," katanya.

Apalagi, kata kandidat doktor hukum internasional di UGM Yogyakarta itu, perompak Somalia itu mempunyai kode etik bahwa mereka akan membebaskan korban bila ada uang tebusan. "Karena itu, saya berharap pemerintah segera membebaskan ABK Sinar Kudus yang disandera perompak secepatnya karena penyanderaan yang terlalu lama akan membahayakan keselamatan para ABK asal Indonesia itu, sebab apa yang mereka makan sangat bergantung para perompak itu," katanya.

Konflik dua dasawarsa di Somalia memungkinkan perompakan berkembang di lepas lantai negara yang kacau itu, namun mereka biasanya tidak mencederai para awak yang mereka tahan dengan harapan dapat menerima uang tebusan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement