REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Pemimpin NATO, Ahad (8/5), mengatakan ia yakin waktunya sudah habis buat pemimpin Libya Muamar Qaddafi. Anders Fogh Rasmussen, pemimpin NATO, mengakui perang yang telah berkecamuk selama hampir dua bulan itu akan diselesaikan secara politik, bukan militer.
"Permainan sudah selesai buat Qaddafi. Ia mesti menyadari secepatnya, sebelum terlambat, bahwa tak ada masa depan buat dia dan reimnya," kata Sekretaris Jenderal NATO tersebut dalam program CNN "State of the Union.
"Kami telah menghentikan Qaddafi di tengah jalan. Waktunya sudah habis. Ia kian terkucil," katanya. Mengingat "adanya angin perubahan" yang menerpa seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah, kematian pemimpin Alqaida Usamah bin Ladin dan tekanan yang meningkat terhadap Taliban di Afghanistan, mantan perdana menteri Denmark itu mengatakan ia "sangat optimistis" Qaddafi akhirnya akan kehilangan cengkeraman kekuasaannya selama beberapa dasawarsa.
Pasukan NATO telah melancarkan aksi pemboman udara terhadap sasaran militer Libya sejak Maret, tapi sejauh ini gagal mencegah militer Gaddafi membunuh sejumlah warganya sendiri di kota besar dan kecil yang dikuasai pemberontak. Pencegahan tersebut dinyatakan sebagai sasaran resolusi PBB yang mensahkan misi sekutu.
"Pertama-tama, kita harus menyadari tak ada penyelesaian militer. Kita akan memerlukan penyelesaian politik", guna menembus kebuntuan, kata Rasmussen.
Namun ia juga mengakui sulit "Untuk membayangkan serangan, serangan sistematis dan yang memalukan terhadap rakyat Libya, akan berhenti selama Qaddafi tetap berkuasa".