Rabu 24 Aug 2011 09:36 WIB

Serba-Serbi Qadafi, Sang Kolonel yang Berkuasa 42 Tahun (Bagian 1)

Moammar Gaddafi
Foto: RUSIA BLOG
Moammar Gaddafi

REPUBLIKA.CO.ID, Ia merebut kekuasaan lewat kudeta militer pada 1969, mensahkan hukum yang dilandasi oleh ideologi politiknya sendiri, dan seringkali menyebut dirinya sebagai "Pemimpin Saudara".

Setelah merebut kekuasaan, Qadafi menghapuskan setiap penentangan dan sangat membatasi gerak rakyat biasa Libya. Ideologi Qadafi dijuluki Teori Internasional Ketiga dan itu dijabarkan di Buku Hijau yang pertama kali diterbitkan pada 1975.

Kini kekuasaan Muamar Qadafi selama 42 tahun terguncang hebat. Saat pasukan oposisi merebut kompleksnya, Bab Al-Aziziyah, di ibu kota Libya, Tripoli, dan menjarah satu kendaraan lapis baja di kompleks luas itu, Selasa (23/8).

Sampai Rabu (24/8), keberadaan orang yang menjadi pemimpin non-raja yang paling lama berkuasa sejak 1900 itu tetap diselimuti misteri. Ada dugaan ia telah meninggalkan ibu kota Libya, sebab menurut Pemimpin Dewan Peralihan Nasional (NTC), Mustafa Abdel Jalil, "Ia tak cukup berani untuk tetap tinggal dan bertempur".

Sejak protes meletus di Libya pada awal 2011, yang diilhami oleh "Arab Spring" pada Februari, pemimpin yang berusia 69 tahun itu dan negara Afrika Utara yang kaya akan minyak tersebut --yang memiliki 6,5 juta warga-- telah menjadi pusat sorotan media internasional.

Pada Awal Februari, rakyat turun ke jalan di Benghazir, kota terbesar kedua Libya yang berada di bagian timur negeri itu, guna menyuarakan penentangan terhadap tokoh yang telah puluhan tahun memimpin mereka.

Selama 42 tahun berkuasa, Qadafi telah memberi jaminan kebutuhan dasar bagi rakyat Libya. Tapi pada saat yang sama Qadafi melarang semua partai politik, meskipun ia mendapat dukungan suku penting, guna mempertahankan kekuasaannya.

Ia juga dilaporkan mengumpulkan kekayaan, dan dituding membatasi gaji yang diperoleh warganya, tak mempedulikan penanaman modal pada prasarana sipil dan membuat angkat pengangguran membubung di luar pemerintah.

Qadafi masuk Benghazi Military University Academy sebelum bergabung dalam militer Libya pada 1965, dan dikirim ke Britian Royal Military Sandhurst untuk mengikuti pelatihan pada 1966.

Kekuasaannya berawal pada September 1969, setelah ia, yang saat itu masih menjadi perwira muda, memimpin beberapa rekannya dalam "Gerakan Perwira Bebas", melancarkan kudeta tak berdarah yang menggulingkan Raja Idris dan mendirikan Republik Arab Libya. Saat itu, Raja Idris sedang menjalani perawatan di Turki.

Qadafi pun menjadi pemimpin Dewan Komando Revolusionary (RCC) dan Panglima Angkatan Bersenjata Libya. Ia menjadi menteri pertahanan di negeri itu saat menjadi perdana menteri dari 1970 sampai 1972. Pada 1977, ia menjadi "Pemimpin Revolusioner Libya" dan melepaskan semua jabatan pemerintahan pada 1979, dan hanya memegang jabatan pemimpin tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement