REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Komunitas Yahudi Brasil bereaksi keras atas penghinaan yang dilakukan Pemerintahan PM Benyamin Netanyahu kepada Presiden Brasil. Sebaliknya, komunitas Yahudi Brasil meminta maaf kepada Presiden Brasil Dilma Rousseff atas penghinaan tersebut.
"Pernyataan Menlu Israel atas Presiden Dilma sangat merugikan," kata Presiden Komunitas Yahudi Brasil Caludio Lottenberg, Rabu (30/7).
Brasil, lanjut Lottenberg, memiliki hak untuk mengekspresikan pandangan-pandangan politik luar negerinya, termasuk atas konflik Israel-Palestina.
Presiden Dilma mengutuk keras serangan Israel ke Jalur Gaza dan menyebutnya sebagai pembantaian massal. Dilma menyerukan penghentian serangan brutal yang menewaskan lebih dari seribu warga sipil itu. "Ini persoalan kemanusian dan PBB harus segera menggelar gencatan senjata," kata Dilma.
Menlu Israel Yigal Palmor merespons keras pernyataan Dilma ini. Yigal menyebut Brasil telah menjalankan "diplomatik kerdil". Yigal juga menyebut Brasil sebaga negara yang tidak memiliki pengaruh di dunia.
Apalagi, kata dia, saat ini Brasil masih meratapi kekalahan mereka di Piala Dunia 2014. Yigal menyayangkan sikap Brasil yang menarik utusan resminya ke Israel menyusul protes atas serangan Israel ke Jalur Gaza.