Kamis 16 Jul 2015 02:30 WIB

Petinggi Keamanan Jepang akan Melawat ke Cina

Shinzo Abe
Foto: reuters
Shinzo Abe

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengatakan bahwa diplomat tertinggi di bidang keamanan akan melawat ke Cina dan Mongolia sebagai perjalanan pendahuluan untuk kemungkinan pertemuan puncak antara Tokyo dan Beijing.

Shotari Yachi, Ketua Dewan Keamanan Nasional akan mengunjungi Beijing mulai Kamis (16/7) hingga Sabtu untuk melakukan serangkaian pembicaraan meliputi pertemuan dengan Yang Jiechi, diplomat tinggi Cina yang menjadi penasehat negara, kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.

Yachi juga akan melanjutkan perjalanan ke Mongolia setelah mengunjungi Beijing, Suga menambahkan.

Pemerintah mengatakan bahwa perjalanan oleh Yachi, mantan diplomat karir, merupakan bagian dari tugas rutin untuk membangun hubungan dengan negara-negara sahabat di seluruh dunia.

"Yachi secara tetap mengunjungi sejumlah negara untuk menjalankan tugas dari Perdana Menteri guna menemui timpalan-timpalannya untuk membangun hubungan," kata Suga dalam jumpa pers, Rabu (15/7). "Lawatan ke Cina dan Mongolia merupakan bagian dari tugas tersebut," ia menambahkan.

Media setempat menyebarkan berita spekulasi bahwa Yachi akan membuka jalan untuk kemungkinan kunjungan PM Shinzo Abe ke Cina dan akan menjadi pertemuan puncak ketiga antara Abe dan Presiden Xi Jinping.

Kedua pemimpin konservatif itu bertemu pada November 2014 untuk pertama kali kemudian pada April tahun ini, keduanya di sela-sela pertemuan internaional.

Ketegangan mengenai sengketa perbatasan dan perilaku terkait sejarah masa peperangan menyebabkan dua negara ekonomi Asia itu terpisah.

Namun hubungan Abe dan Xi secara bertahap menghangat dalam upaya meningkatkan hubungan khususnya di bidang ekonomi. Abe mempertimbangkan perjalanan ke Cina sekitar 3 September untuk menghadiri perayaan 70 tahun akhir Perang Dunia II di Beijing, harian Nikkei dan Mainichi Shimbun menyatakan pekan lalu.

Cina secara resmi mengundang Abe untuk menghadiri perayaan kemenangan Beijing terhadap agresi Jepang, tetapi belum mendapat jawaban, kantor berta Jepang, Kyodo melaporkan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement