Selasa 19 Jan 2016 07:48 WIB

Parlemen Inggris Perdebatkan Larangan Trump Masuk Negaranya

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump
Foto:

Namun perdebatan pada Senin malam di parlemen tak menghasilkan gerakan atau pemungutan suara apapun. Hanya Menteri Dalam Negeri Theresa May yang menyampaikan isu permintaan larangan tersebut.

Inggris sebelumnya menolak masuk pemimpin agama atau politisi yang dituduh mempromosikan pandangan ekstremis. Salah satunya politisi Belanda Geert Wilders yang juga menghadapi tuduhan islamofobia.

Menanggapi pernyataan Trump, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan komentar tersebut memecah belah, bodoh dan salah. Tapi menurutnya Trump tidak harus dilarang masuk Inggris.

"Saya pikir jika ia datang ke negara kami, dia akan menyatukan kami untuk melawannya," ujar Cameron.

Perdebatan ini datang setelah kelompok aktivis sayap kiri Rise Scotland, menggelar aksi demo di properti milik Trump di Skotlandia. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas pada kelompok minoritas di AS.

"Kami bertujuan hari ini untuk mengganggu, bagaimanapun, Trump memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di Skotlandia yang kemudian mendanai kampanye rasisnya," ujar kelompok tersebut.

Sebelumnya Trump juga menuntut dibangunnya tembok di perbatasan AS dengan Meksiko. Tembok tersebut untuk menjaga migran memasuki AS.

Namun, meski pandangannya kerap menuai kritik domestik dan internasional hingga internal partai tapi Trump masih unggul dalam jajak pendapat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement