Selasa 19 Apr 2016 10:35 WIB

Ledakan Ekonomi Myanmar Munculkan Pekerja Anak

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Seorang anak laki-laki bekerja di pabrik ekspor makanan laut di Hlaingthaya Industrial Zone, di luarYangon, Myanmar, 19 Februari 2016.
Foto:

May Win Mynt, anggota senior Partai Aung San Suu Kyi Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang mengambil alih kekuaaan bulan ini mengatakan, penanganan pekerja anak adalah salah satu tujuan partai. Ia mengungkapkan, jika pihaknya tidak bisa memecahkan masalah ini, tidak akan ada pembangunan di Myanmar.

"Karena mereka akan menjadi orang-orang yang melayani negara di masa depan. Mereka perlu dididik untuk melakukannya," ujar dia.

Untuk melakukan itu, pertama pemerintah yang dipiih secara bebas sejak awal 1960-an perlu mengatasi hukum perburuhan atau yang disebut para ahli, terfragmentasi dan jarang ditegakkan.

Hukum Myanmar melarang anak di bawah 13 tahun bekerja di toko-toko atau pabrik-pabrik, dan remaja berusia 13 sampai 15 tahun tidak bekerja lebih dari empat jam sehari atau di malam hari.

"Tidak ada anak di bawah 18 tahun harus membawa kargo berat," kata Vicky Bowman, mantan duta besar Inggris yang sekarang menjalankan Myanmar Centre berbasis di Yangon untuk bisnis yang bertanggung jawab.

Di luar konstruksi, pekerja anak paling terlihat di bidang pelayanan. Bahkan anak-anak kecil melayani di toko-toko teh Myanmar yang ada di mana-mana. Banyak anak-anak juga bekerja pada budidaya ikan dan pengolahan.

Di pasar ikan Yangon, San Pya yang merupakan pasar ikan terbesar di Myanmar, anak perempuan dan anak laki-laki berusia sembilan tahun membersihkan dan mengolah ikan. Mereka juga memasukkannya ke kapal dan truk selama shift malam selama 12 jam.

"Saya tidak ingin anak saya melakukan pekerjaan keras semacam ini," ujar Hla Mynt (56 tahun) yang memiliki anak berusia 15 tahun bekerja di San Pya.

Berbicara dari rumah mereka di gubuk bambu bobrok dekat tepi sungai, Hla Mynt tidak berharap banyak atau menggantungkan harapan tinggi pada pemerintah Suu Kyi.

"Apa pun yang mereka katakan mereka akan lakukan atau berikan pada kami, itu tidak akan pernah mencapai sini. Saya tidak percaya pada perubahan," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement