Selasa 26 Jul 2016 14:54 WIB

Saat Jam Tidur, Satoshi Uematsu Bunuh Massal Penyandang Difabel

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi mengevakuasi korban di pusat perumahan penyandang cacat di Sagamihara.
Foto:

Pelaku memasuki fasilitas pada Selasa, sekitar pukul 02.10 pagi. Ia kemudian melakukan penikaman massal sebelum akhirnya menyerahkan diri ke polisi.

"Ketika menyerahkan diri, pelaku membawa pisu dapur dan berbagai macam pisau lainnya penuh darah," ujar pejabat di Kanagawa prefektur.

Korban luka telah dibawa ke 6 rumah sakit di sebelah barat Tokyo. Banyak yang terluka dalam kondisi serius.

Dalam pernyatannya Yoshihie Suga mengatakan, tidak ada informasi yang mengarah pelaku terkait dengan ekstremisme.  Washington telah menyampaikan rasa dukanya atas apa yang terjadi di Jepang. 

"Tidak pernah ada pengecualian untuk kekerasan, namun fakta bahwa serangan dilakukan di fasilitas difabel membuat ini jadi lebih menjijikkan dan tidak masuk akal," kata Gedung Putih.

Serangan seperti ini sangat jarang terjadi di Jepang. Penduduk terkejut setelah mengetahui insiden tersebut. Pasalnya, Jepang dinilai sebagai salah satu negara paling aman di dunia.

Suga mengatakan kejadian ini sangat mengguncang hati karena terjadi pada orang-orang tak bersalah. Tragedi tersebut telah pembunuhan massal terburuk dalam sejarah Jepang setelah perang dunia kedua.

sumber : the Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement