Selasa 15 Nov 2016 03:14 WIB

Trump Presiden, Kesempatan Israel Atur Ulang Kebijakan di Timur Tengah

Rep: Puti Almas/ Red: Agung Sasongko
Calon presiden AS Donald Trump saat berbicara dalam debat kedua capres AS di Washington University di St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Calon presiden AS Donald Trump saat berbicara dalam debat kedua capres AS di Washington University di St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel meyakini terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 akan lahir kebijakan baru di Timur Tengah.  Hal ini dikatakan oleh seorang anggota kabinet, seorang pemimpin partai nasionalis Yahudi, Naftali Bennet, Senin (14/11).

Penyusunan kebijakan di Timur Tengah itu mencakup banyak hal, termasuk untuk melakukan aneksasi atas wilayah Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur yang merupakan bagian dari Palestina. Sejak 1967 lalu, Israel telah melakukan pendudukan atas sebagian besar wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur, serta menentang pembentukan negara Palestina.

"Kombinasi dari perubahan di AS dan Eropa memberi kesempatan bagi Israel kesempatan unik untuk mengatur ulang segala sesuatu sesuai rencana di Timur Tengah," ujar Bennett.

Meski demikian, Israel tetap akan berhati-hati menganai keuntungan yang mungkin didapatkan dengan terpilihnya Trump. Menurut Bennett, pihaknya tak akan mendahului segala kebijakan yang ditetapkan oleh AS.

Trump sebelumnya mengatakan dalam kampanyenya, bahwa akan mendukung Israel. Bahkan, ia berencana untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan menjadikan kota itu sebagai Ibu Kota Israel, meski ditentang banyak negara lainnya.

Hal itu membuat banyak politisi dan analis dari Israel yang menyimpulkan Trump dapat memberi keuntungan besar bagi wilayah itu, khususnya dalam konflik atas Palestina. Meski demikian, Palestina tidak menarik kesimpulan yang sama dan meminta dunia untuk terus mendukung kemerdekaan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement