Senin 09 Jan 2017 13:19 WIB

Ini Jenderal Pakistan yang akan Pimpin Aliansi Militer Islam

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Raheel Sharif.
Foto:

Sementara itu, rencana penunjukan kepala tentara paling terhormat dalam sejarah Pakistan untuk menjadi pemimpin IMAFT mulai menuai kritik tajam. Majlis Wahdat-e-Muslimin, kelompok politik berhaluan Syiah, menyatakan keprihatinan atas penunjukan itu dan meminta Sharif untuk menolak.

Namun, beberapa kelompok Sunni garis keras, termasuk kelompok terlarang Ahle Sunnah Wal Jamaah, sepenuhnya mendukung Sharif.

Seorang analis pertahanan Pakistan, Hasan Askari Rizvi, memperingatkan IMAFT belum memiliki sistem operasional yang jelas, apakah akan mengikuti model NATO atau seperti pasukan penjaga perdamaian PBB.

"Ada pertanyaan mengenai seberapa jauh aliansi ini akan menjadi kekuatan nonpartisan. Pada saat ini tampaknya aliansi akan didominasi oleh kerajaan Arab konservatif. Sehingga Iran, Irak, dan Suriah tidak akan menyambutnya," kata dia, seperti dikutip the Guardian.

Ia juga memperingatkan Pakistan agar tidak ikut terseret ke dalam konflik baru atas perintah negara lain. "Tentara Pakistan telah berada di Arab Saudi sejak pertengahan 1960-an. Tetapi prinsip mereka selalu hanya akan melayani dalam batas-batas teritorial Arab Saudi. Jika ada aliansi kekuatan dari banyak negara, Saudi mungkin ingin pergi ke Yaman atau Suriah," ujarnya.

Sharif menjadi sangat populer setelah memberikan tindakan keras kepada Taliban Pakistan. Kepemimpinannya menyebabkan penurunan tajam dalam tindak kekerasan dan kejahatan.

Dia pensiun pada November lalu. Sejumlah spekulasi mengatakan, Sharif akan diberi perpanjangan jabatan atau diangkat ke posisi panglima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement