REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok demonstran DisruptJ20 mengaku tidak terima Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) berikutnya. Mereka bahkan bersumpah akan mengagalkan jalannya pelantikan Trump, dengan memblokir akses publik ke acara tersebut.
"Kami percaya, ini adalah tanggung jawab kami dan tanggung jawab setiap orang untuk menganggu jalannya pelantikan dan menunjukkan perlawanan besar pada hari itu," ujar Samantha Miller, organizer DisruptJ20.
DisruptJ20 mengatakan, akan mengirim beberapa kelompok demonstran ke pintu-pintu masuk National Mall. Di tempat itu, ratusan ribu orang diperkirakan akan berkumpul untuk menyaksikan Trump dilantik sebagai presiden pada Jumat (20/1). "Pasti akan ada interaksi dengan penegak hukum hari itu, tidak diragukan lagi," kata Miller.
Agen Rahasia AS dan polisi Washington memperkirakan akan ada sekitar 900 ribu orang yang menghadiri pelantikan Trump. Polisi telah menyiagakan ribuan petugas berseragam di lokasi.
Penjagaan keamanan akan dilakukan dalam radius 8 km persegi dari pusat Washington. Tim gabungan terdiri dari sekitar 3.000 polisi tambahan, petugas federal, dan 5.000 tentara Garda Nasional.
Departemen Kepolisian Metropolitan Washington menolak mengomentari rencana kelompok DisruptJ20. "Kami mendukung setiap orang untuk memprotes secara damai," kata seorang juru kepolisian.
DisruptJ20 menentang Trump karena komentar-komentarnya yang banyak merendahkan wanita, imigran, dan Muslim. Trump juga bersumpah akan mencabut "Obamacare" dan berencana membangun dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.
Sementara para pendukungnya mengagumi pengalaman Trump dalam berbisnis, termasuk sebagai pengembang real estate dan bintang reality show televisi.
Baca juga, Donald Trump Menangkan Pilpres AS.