Ahad 22 Jan 2017 11:15 WIB

11 Peristiwa Penting yang Terjadi Setelah Trump Jadi Presiden AS

Red: Nur Aini
President Donald Trump delivers his inaugural address after being sworn in as the 45th president of the United States during the 58th Presidential Inauguration at the U.S. Capitol in Washington, Friday, Jan. 20, 2017.
Foto:
Melania Trump dan Donald Trump.

5. Sebagai Presiden, Trump malah melawan Agensi Intelijen-nya sendiri

Ketidaksukaan Trump terhadap Agensi Intelejen AS (CIA) muncul setelah CIA melaporkan ada keterkaitan Rusia untuk membantu kemenangan Trump dalam pemilu. Hal ini membuat Trump terus melawan CIA dalam beberapa pekan belakangan. Bahkan, trump membandingkan CIA dengan Nazi Jerman.

6. Kurs dolar AS meroket

Nilai tukar dolar AS melonjak dalam beberapa pekan setelah Trump terpilih sebagai presiden AS. Bahkan nilainya tercatat sebagai yang tertinggi dalam 14 tahun belakangan, melawan mata uang utama dalam perdagangan dunia. Fenomena ini menyusul janji-janji kampanye Trump untuk mendukung bisnis dalam negeri AS. Trump bahkan diyakini menjadi presiden terpilih terbaik dalam masa transisinya sebelum dilantik. Alasannya, belum dilantik saja ia sudah bisa membawa indeks harga saham gabungan ikut melonjak.

Hanya saja, kenaikan ini sempat tertahan lantaran pasar menunggu realisasi kebijakan Trump setelah ia dilantik pada 20 Januari lalu.

7. Nilai tukar peso Meksiko anjlok ke tingkat paling rendah dalam sejarah

Berbeda dengan kondisi dolar AS, ekonomi Meksiko sangat terpukul akibat rencana Trump. Rencana kebijakan Trump tersebut antara lain menekan perusahaan Amerika untuk memindahkan pabriknya keluar dari Meksiko, pengenaan tarif produk Meksiko, dan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Atlantik Utara (NAFTA). Rencana itu membuat kurs peso terhadap dolar jatuh bebas.

Dua perusahaan manufaktur besar menangguhkan rencana ekspansinya ke Meksiko. Trump juga mengancam General Motors dan BMW dengan pajak tinggi untuk kendaraan yang berasal dari pabrik Meksiko.

8. Gerakan antiaborsi kembali menguat

Trump kerap mendukung gerakan hak hidup. Dia menyatakan akan meninjau keputusan Ketua Mahkamah Agung, Roe v Wade, yang melegalisasi aborsi di AS.

Century Foundation mencatat, legislator AS membuat lebih dari 400 kebijakan untuk membatasi aksis aborsi pada 2016. Trump juga mengancam menarik pendanaan dari Planned Parenthood, penyedia jasa aborsi terbesar di negara tersebut.

"Ini adalah gerakan prohidup terkuat sejak 1973," ujar Presiden kelompok antiaborsi nasional, Marjorie Dannenfelser. Hal ini juga membuat seorang anggota parlemen asal Texas untuk membuat kebijakan prohidup semakin gencar pada 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement