REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump memanfaatkan konferensi pers pada Kamis (16/2) untuk memarahi media. Ia menolak segala laporan media yang menurutnya hanya menunjukkan kekacauan dan konspirasi.
"Saya nyalakan TV, buka koran, isinya berita kekacauan dan kekacauan," kata Trump pada para reporter. Ia mengatakan yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya. Bahwa pemerintahannya bekerja dengan baik.
Ia kesal dengan sejumlah berita yang meleset dari topik utama. Dalam konferensi pers selama 77 menit pada Kamis malam itu, Trump menjawab pertanyaan dari 17 reporter.
Trump berargumen telah menjalani masa produktif selama empat pekan pertamanya. "Saya pikir tidak ada presiden terpilih yang berbuat sebanyak ini dalam periode singkat," kata dia.
Sejauh ini, Trump berhasil menarik sejumlah kebijakan pendahulunya. Termasuk mundur dari Trans-Pacific Partnership (TPP), mengeliminasi regulasi Affordable Care Act yang dikenal sebagai Obama Care, hingga menegaskan perbatasan wilayah.
Trump mengatakan, ia berbeda dari politikus-politikus terdahulu yang hanya bisa berjanji. Ia sempat menyinggung pemerintahan Barack Obama. "Jujur saja, saya mewarisi kekacauan. Ini kacau. Di dalam dan di luar negeri," katanya.
Ia merujuk pada lapangan kerja yang menjauhi AS. Sejumlah perusahaan meninggalkan AS dan pergi ke negara lain. Upah murah hingga ketidakstabilan politik luar negeri. Trump menyebutnya kemunduran.
"Lihat saja di Timur Tengah itu bencana. Korea Utara juga. Tapi tenang, kita akan mengurus semuanya," kata Trump seperti dilansir the Guardian. Selanjutnya ayah lima anak ini menyindir media yang menurutnya tidak jujur memberitakan kerja kerasnya.
Baca juga, Tanggapan Muslim AS Atas Kemenangan Trump.
Miliarder mantan pembawa acara the Apprentice ini mengatakan kebohongan media sudah sangat tidak terkendali. Trump mengklaim media memanfaatkannya dengan membuat citra buruk.
"Seperti membentuk kebencian (pada saya). Saya bukan orang jahat. Saya memang mendapat rating bagus, anda harus akui itu," kata dia. Selama peliputan konferensi pers, ia mengaku senang melakukannya.
Namun ia menyindir pemberitaan media yang akan keluar keesokan harinya. Ia menuduh media akan kembali memelintir fakta. Selain mengkritik media, sejumlah isu diangkat dan dibahas.
Salah satu yang paling menonjol adalah soal koneksi Trump dengan Rusia. Namun lagi-lagi ia mengkritik media yang disebutnya menyebar berita palsu dan dibuat-buat.
Trump mengatakan pemberitaan media bisa membuatnya sulit membuat kesepakatan dengan Presiden Rusia. "Vladimir Putin mungkin beranggapan ia tak bisa membuat kesepakatan dengan saya lagi karena secara politik ini tidak populer," kata dia.