Rabu 10 May 2017 09:00 WIB

Duka Palestina untuk Fatima Hjeiji

Poster yang memuat foto remaja Palestina yang ditembak mati pada 7 Mei 2017 oleh tentara Israel, Fatima Hjeiji yang ditempel di dinding Qarawat Bani Zeid.
Foto:
Spanduk memuat foto remaja Israel Fatima Hjeiji di Tepi Barat. Fatima ditembak mati tentara Israel.

Akan tetapi ibu Fatima tidak dapat memahami apa yang terjadi pada malam itu. Ia percaya petugas polisi tidak memiliki alasan untuk menembak dan membunuh putrinya.

"Saya tidak pernah membayangkan anak perempuan saya akan melakukan ini. Saya tidak percaya apa yang dikatakan polisi Israel," ungkap Dareen.

Menurut laporan saksi mata yang dikutip oleh media lokal, Fatima berdiri sekitar 10 meter dari petugas polisi saat mereka menembaknya. Petugas polisi dilaporkan terus menembaki remaja tersebut setelah dia terjatuh ke tanah.

Sejak gelombang kekerasan sporadis dimulai pada Oktober 2015, saat Palestina melakukan serangan terhadap orang-orang Israel, sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) mengemukakan kekhawatiran mereka terhadap pasukan keamanan Israel. Mereka takut pasukan akan menggunakan kekuatan yang berlebihan ketika menghadapi orang-orang Palestina yang dicurigai akan melakukan serangan.

Dalam sebuah penyelidikan yang baru-baru ini diterbitkan, kelompok HAM Israel B'Tselem menemukan ada 101 warga Palestina yang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Israel pada 2016. Sebanyak 31 di antaranya adalah anak-anak di bawah umur.

DCI-Palestine (DCIP), sebuah LSM hak asasi anak, mencatat bahwa Fatima adalah anak Palestina ketujuh yang dibunuh oleh pasukan keamanan Israel selama 2017. "Pasukan keamanan Israel secara rutin menggunakan kekuatan yang disengaja terhadap pemuda Palestina. Kekuatan berlebihan seperti itu memberi sinyal persetujuan diam-diam untuk membunuh anak-anak di bawah kekebalan hukum," kata Direktur Program Akuntabilitas di DCIP Ayed Abu Eqtaish.

Fatima adalah anak tertua dari empat bersaudara. Ia merupakan seorang siswa yang senang menulis puisi dan pidato di waktu luangnya, dan juga sangat unggul dalam mata pelajaran matematika. "Dia adalah bagian dari klub siswa berbakat matematika di Ramallah," kata Dareen.

Dareen menggambarkan anaknya sebagai sosok yang tenang, baik hati, dan cukup populer di antara teman-teman sekelasnya. Remaja itu sangat paham politik dan memiliki ambisi bekerja di media setelah menyelesaikan pendidikannya.

"Dia adalah seorang pembicara yang baik dan penulis yang baik. Dia selalu menonton berita karena dia ingin menjadi jurnalis," ungkap Dareen.

Fatima adalah anak ketujuh yang dibunuh Israel hingga Mei 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement