Ahad 09 Jul 2017 14:13 WIB

Presiden Polandia Jadi Sekutu Trump Lawan Media

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Polandia Andrzej Duda tiba untuk konferensi pers di Royal Castle, 6 Juli 2017 di Warsawa.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Polandia Andrzej Duda tiba untuk konferensi pers di Royal Castle, 6 Juli 2017 di Warsawa.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menemukan sekutu dalam melawan media atau yang sering ia sebut sebagai pertempuran melawan ‘berita palsu,’ yaitu Presiden Polandia Andrzej Duda. Duda diduga telah mencoba menekan media-media negaranya dan mencuitkan di Twitter untuk melawan ‘berita palsu’ seperti yang dilakukan Trump.

 

Trump menghabiskan perjalanan pertamanya ke Polandia dan berjabat tangan dengan presiden kanan tengah tersebut. Meskipun ada insiden yang sedikit mengganggu ketika istri Duda enggan menyalami Trump.

 

“Kami akan melawan #FakeNews bersamamu!” kata Trump menanggapi pernyataan Duda tentang melawan ‘berita palsu’ tentang bagaimana media menggambarkan istrinya dalam menyambut Trump.

 

Trump berjabat tangan dengan Duda di Warsawa pada Kamis waktu setempat. Selama kebersamaan para eksekutif tersebut, Duda tersenyum dan mengangguk setuju saat Trump menanggapi pertanyaan reporter tentang masalahnya dengan CNN dan media lainnya.

“Mereka telah lama menyajikan ‘berita palsu,’ dan mereka telah menutupi saya dengan cara yang sangat tidak jujur,” kata Trump kepada reporter tersebut. Lalu dia berpaling ke arah Duda, “Anda juga punya itu, Tuan Presiden?”

 

Kemudian Trump melanjutkan, “Apa yang ingin kami lihat di Amerika Serikat adalah pers yang jujur, indah dan bebas. Kami ingin melihat pers yang adil. Saya pikir itu hal yang sangat penting. Kami tidak ingin berita palsu. Buruk, sangat buruk bagi negara kita.”

 

Berdasarkan laporan dari The Washington Post, Ahad (9/7), sikap Duda terhadap pers, khususnya terhadap mereka yang kritis terhadap partai politik dan kepresidenannya telah menimbulkan kekhawatiran. Sebuah laporan dari Freedom House, sebuah organisasi yang memantau kebebasan pers di seluruh dunia, menyebutkan pemerintah Polandia di bawah presiden Duda menggunakan cara legislatif, politik, dan ekonomi untuk menahan media. Ia juga mencoba membatasi perbedaan pendapat dan debat di negara tersebut.

 

“Pers bebas hanya dapat memenuhi perannya memegang kekuasaan yang dapat dipertanggungjawabkan jika karya harian wartawan tidak terhalang oleh masalah kepemilikan, campur tangan politik, atau kekhawatiran untuk mengatakan hal yaang benar. Kebebasan pers di Polandia juga terancam oleh meningkatnya atmosfer polarisasi dan permusuhan terhadap media. Bahkan tanpa perubahan legislatif lebih lanjut, lingkungan di mana media digunakan sebagai alat untuk menentukan siapa dan bukan warga Polandia ‘nyata’ yang bisa mengusir investor dan jurnalis, mengurangi semangat dan keragaman sektor ini,” demikian kesimpulan dari Freedom House.

 

Pada Januari, menurut New York Times, Duda menandatangani undang-undang yang mengizinkan pemerintah konservatifnya untuk menunjuk dan memberhentikan para eksekutif yang bertanggung jawab atas penyiaran televisi dan radio publik. Sedangkan tahun lalu, Partai  Hukum dan Keadilan Duda mencoba untuk membatasi akses media ke Parlemen Polandia. Namun aksi protes jalanan menggagalkan tujuan pemerintah. The Washington Post pada Maret 2016 juga melaporkan pemerintah Duda tampaknya telah merusak sistem pengawasan dan keseimbangan negara tersebut.

 

Trump tentu saja juga sudah berselisih dengan media di Washington. Seperti pada pekan lalu ketika Trump mencemooh tiga wartawan CNN, yang baru-baru ini harus mengundurkan diri setelah menerbitkan sebuah cerita yang kemudian ditarik kembali. Cerita itu menghubungkan anggota tim transisi Trump dengan dana investasi Rusia. Ia juga pernah mengancam untuk membatalkan briefing pers Gedung Putih dan mengecam ‘media palsu' yang ia klaim berusaha membungkamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement